Nasional

Jelang Terbang ke Jepang, Lulusan MAN IC Serpong Gelar Khataman Al-Quran

Ahad, 10 September 2017 | 05:04 WIB

Jakarta, NU Online
Menjelang keberangkatan menimba ilmu di Jepang, Medina Janneta El-Rahman (18) khusyuk mengikuti khataman Al-Qur’an. Khataman oleh para penghafal Al-Qur’an dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) ini digelar di rumah dinas orang tuanya, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Abdurrahman Mas’ud di kompleks MAN 4 Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat (8/9).

Sebelum pembacaan doa khatmil Quran, Medina membaca sepuluh surat di juz 30 secara bil ghaib (hafalan). Usai khataman, Mas’ud selaku shahibul hajat mengatakan, kegiatan ini digelar dalam rangka selametan sekaligus syukuran menyambut keberangkatan putrinya melanjutkan studi ke Universitas Hokkaido, Jepang, 17 September 2017. Sebelumnya, Medina dinyatakan lolos seleksi di perguruan tinggi ternama di Negeri Sakura ini Maret 2017 silam.

Mas’ud mengaku bangga prestasi Medina melampaui dirinya. Sebab, pria kelahiran Kudus Jawa Tengah ini berkesempatan kuliah di luar negeri ketika S2 dan S3. Sementara anak ketiganya ini berhasil ke mancanegara ketika masih S1 dengan beasiswa. Apalagi persyaratannya lebih rumit dan complicated, harus lolos tes Bahasa Inggris internasional, tes potensi SAT, wawancara, dan hanya 16 peserta sedunia yang lolos kelas baru di Hokkaido University itu. Atas nama keluarga, ia berterima kasih kepada para guru yang telah mendidik putri satu-satunya tersebut.

“Tentu yang saya cintai dan hormati adalah para guru Medina, itu yang paling utama dan pertama. Karena para guru lah yang sebetulnya membentuk karakter Medina saat ini. Oleh karenanya, sambutan saya nanti akan saya share, tidak saya monopoli sendiri. Saya mohon sambutan sebagian guru yang isinya kesan dan pesan untuk Medina,” ujar guru besar UIN Walisongo ini kepada para guru dari MAN IC Serpong, MTsN 7 Jakarta, SDIT At-Taufik Cempaka Putih, dan beberapa teman akrab Medina.

Guru pertama yang didaulat menyampaikan kesan dan pesan adalah Deni Syamsudin Permana. Suatu ketika, Guru Kimia MAN IC Serpong ini pernah diskusi dengan Medina dan teman-teman tentang sebuah capaian sesuatu. Menurut Deni, ada dua pilihan untuk mencapainya. Ada yang mudah, ada pula yang tak mudah. Jalannya terjal dan banyak rintangan.  

“Saya terkejut ketika Medina justru ingin meraih sesuatu dengan tak mudah. Dan ini sangat berharga. Karena, jika kita memperolehnya tak mudah maka membuat seseorang menjadi ramah dan mengapresiasi orang lain. tidak mudah underestimate terhadap proses. Di luar dugaan saya Medina bahkan sekarang sedang tahfiz Al-Quran. Pesan saya ke Medina, jika suatu saat berhasil maka anggap itu bukan keberhasilan individu. Tapi juga keberhasilan orang tua, teman-teman, juga para guru,” ujarnya.

Guru kedua, Wakil Kepala MTsN 7 Jakarta Melda Yohana Anwar. Beberapa saat lamanya Guru Bahasa Inggris ini tak mampu berkata-kata. Hanya linangan air mata yang keluar deras saat dirinya memegang mikrofon. Setelah Medina datang bersimpuh di hadapannya, ibu guru ini kemudian memeluk erat murid kesayangannya itu. Sejurus kemudian, Melda baru memulai kata-katanya.

“Menurut saya, Medina sudah kelihatan prestasinya sejak awal di MTs. Saya melihat potensi yang dimilikinya sejak ia aktif di Paskibra. Saya kira, anak ini aktif sekali. Saya hanya berpesan, di luar negeri tantangan dan godaannya lebih besar. Ingat, untuk meraih prestasi tidak cukup dengan berpangku tangan. Tapi harus kerja keras. Saya doakan Medina sukses di sana,” ujarnya berurai air mata.

Sementara itu, guru SDIT At-Taufik Cempaka Putih, Arum, menceritakan saat Medina baru pindah dari SD NU  Nasima Semarang. “Sebagai anak baru, Medina sering menangis karena di-bully teman-temannya. Saya bilang, kamu kalau terus nangis, mereka tambah senang. Cuekin aja  biar mereka kapok,” ujarnya disambut tawa hadirin. Bu guru Arum secara khusus mendoakan Medina berhasil dalam belajar. Ia berpesan, jika sudah lulus agar kembali ke Indonesia untuk mengamalkan ilmunya.

Hadir dalam acara tersebut keluarga besar Balitbang Diklat Kemenag, antara lain Sekretaris Balitbang Diklat Dr H Rohmat Mulyana Sapdi, Kepala Puslitbang Penda H Amsal Bakhtiar, Kabag Umum dan Perpustakaan H Anshori, Kabag Keuangan Hj Sunarini. Hadir pula Komisioner KPAI Susianah Affandi, Direktur Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Saiful Umam, dan beberapa mantan pejabat.

Di akhir acara, pengurus Nusantara Mengaji, KH Ahmad Khatib didampingi Ust Bagus Purnomo, Guru Medina untuk Tahfidz Al-Qur’an memberi hadiah mushaf Al-Qur’an per juz untuk Medina agar dijadikan bekal untuk terus mencintai dan melanjutkan hafalan Al-Qur’an. “Semoga dengan hadiah ini Medina menggenapi utang nadzar hafalan Qurannya kalau diterima kuliah di Jepang,” pungkas Mas’ud. (Musthofa Asrori/Alhafiz K)