Nasional

Jadi Cawapres, Kiai Ma’ruf Hijrah ke Perjuangan Lebih Luas

NU Online  ·  Sabtu, 22 September 2018 | 08:34 WIB

Jakarta, NU Online 
KH Ma’ruf Amin melepaskan jabatannya sebagai Rais Aam PBNU pada Rapat Pleno yang berlangsung di Gedung PBNU, Sabtu, (22/9) setelah sehari sebelumnya ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat sebagai calon wakil presiden, mendampingi Joko Widodo.

“Sebagai konsekuensi, saya harus mundur sebagaimana AD/ART. Terhitung hari ini, saya menyatakan diri mundur Rais Aam PBNU. Selanjutnya diemban yag mulia Almukaram KH Miftachul Akhyar sebagaimana amanat AD/ART,” jelasnya. 

Menurut Kiai Ma’ruf, tugas rais aam adalah amanat mulai bagi seorang kader NU. Namun, di sisi lain, ia tidak bisa menghindar, bangsa dan negara memanggil pengabdian terbaiknya. 

“Saya dididik di pesantren untuk memegang teguh bahwa ketika negara memnggil, harus tunduk. Sebelum menerima panggilan itu saya menerima arahan para masyaikh (guru-guru), semua mendukung,” katanya.

Menjadi calon wakil presiden, menurut dia, adalah perjuangan untuk mengabdi pada lapangan lebih luas. 

"Ini merupakan perjuangan baru untuk kemaslahatan yang lebih banyak. Saya hijrah dari aktivitas saya dari jalur kultural ke jalur struktural, karena itu mohon doa dan dukungan semoga cita-cita semua tercapai,” harapnya. 

Harapannya itu disambut “amin” para peserta Rapat Pleno PBNU.

“Semoga allah memberikan keberkahan,” sambung Kiai Ma’ruf.

Dan kembali “amin” dari peserta Rapat Pleno PBNU. 

Rapat Pleno merupakan pertemuan gabungan unsur di PBNU yang terdiri dari syuriyah, tanfidziyah, mustasyar, ‘awan, dan lembaga dan banom NU di tingkat pusat. (Abdullah Alawi)