ISNU Ikut Selamatkan Petani dari Lintah Darat
NU Online Ā· Senin, 23 April 2012 | 04:39 WIB
Jakarta, NU Online
Para petani kerap dilanda masalah klasik. Mereka tidak memiliki kekuatan. Ketidaktersediaan micro finance yang menopang mereka mulai dari proses penanaman hingga paska panen, adalah alasan utama. Ketidakberdayaan mereka dimanfaatkan oleh para pengijon dan rentenir yang meraup keuntungan dari keringat para petani.<>
āISNU mencoba memotong mata rantai pengijon dan para lintah darat itu tadi,ā ungkap Ali Masykur Musa, Ketua Umum ISNU (Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama) kepada NU Online, seusai acara penanaman perdana padi di Desa Ragas Masigit, Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang, Banten, Jumat (20/4) lalu.
Desa Ragas Masigit, Kec. Carenang adalah salah satu areal GP3K, (Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi) yang diprogramkan BUMN untuk pengembangan dunia pertanian. Kec. Carenang adalah wilayah kantong pertanian terbesar di Kota dan Kabupaten Serang, Banten, tambah Camat Carenang.
Problem klasik, petani biasanya tidak memiliki modal awal untuk penanaman. Celah ini membuka masuknya para pengijon dan rentenir untuk menjerat para petani. Pada sisi yang lain, kelangkaan pupuk menjadikan harga pupuk meningkat tajam. Serangan hama pun menjadi ancaman tersendiri. Lepas panen, harga padi anjlok.
Acara penanaman padi perdana di areal GP3K oleh ISNU diadakan persis di tengah sawah dengan bernaung tenda sederhana. Lebih 200 warga yang mayoritas petani, memadati tempat yang ada. Mereka tampak antusias mengingat acara ini berhubungan erat dengan nasib mereka.
Pertunjukan silat Cimande Cabang Carenang dan tabuhan rebana Permas (Persatuan Remaja Masjid) turut menghibur hati para hadirin. Atraksi Debus khas Banten antara lain bermain-main dengan senjata tajam tanpa luka sedikit pun, tak mau ketinggalan menyambut rombongan ISNU. Suguhan berupa penganan lokal, singkong, dan kacang rebus, keluar sebagai hidangan khas pedesaan.
ISNU bersama PT. Shang Hyang Seri, turun tangan untuk membina dan memproteksi para petani mulai dari proses penanaman hingga pemasaran paska panen. Uluran tangan semacam ini sangat dibutuhkan oleh para petani Indonesia. Mereka merasa tidak sendiri dalam menghadapi kendala-kendala dalam pertanian.
Self organizing, kemampuan mengorganisir diri sendiri bagi petani adalah target utama ISNU. Kemampuan mengatur diri sendiri adalah bekal dasar petani untuk menghapus ketergantungan mereka dari para pengijon dan lintah darat. Sementara, PT. Shang Hyang Seri siap meminjamkan 5 juta rupiah untuk tiap hektarenya.
Sedangkan pembayarannya menggunakan sistem āYarnenā, pengembalian modal di masa panen. Pengembalian modal saat panen dibayar oleh petani tanpa bunga. Sistem Yarnen ini sangat efektif untuk memutus mata rantai pengijon dan lintah darat, tandas Ali Masykur Musa.
Redaktur: A. Khoirul Anam
Penulis Ā : Alhafiz Kurniawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Khutbah Jumat: Jangan Bawa Tujuan Duniawi ke Tanah Suci
6
Khutbah Jumat: Merajut Kebersamaan dengan Semangat Gotong Royong
Terkini
Lihat Semua