Nasional

IPNU DKI dan Nahdliyyin Nusantara Adakan Festival Marawis

NU Online  ·  Kamis, 28 Juni 2012 | 03:25 WIB

Jakarta, NU Online
Dalam rangka memeriahkan hari Ulang tahun jakarta yang ke 485 PW.IPNU DKI jakarta mengadakan festival marawis yang diikuti oleh para pelajar dan pemuda masjid yang ada di Jakarta. Acara ini merupakan kerjasama antara PW IPNU DKI Jakarta dan Nahdliyyin Nusantara (Nahnu) yang juga memperingati Harlahnya yang kedua. 
<>
Selain Festival marawis antar pelajar se DKI Jakarta, Kegiatan ini  juga dikemas dengan Acara Simposium Nasional Pemuda Masjid NU. IPNU yang selama ini menjadi garda terdepan pengkaderan di tingkat sekolah terus memformulasi metode pengkaderannya kepada para pelajar melalui  seni budaya, olahraga, maupun teknologi sementara Nahnu dalam beberapa tahun terakhir ini konsen dalam melakukan Pembinaan dan pemberdayaan para pemuda-pemuda Masjid yang memiliki kultur NU.

Acara yang diselenggarakan akhir pekan lalu ini dibuka langsung oleh Asisten deputi pemberdayaan Pemuda Kemenpora RI Mandir A.Syafii. dan pada sesi-sesi dialog Pelajar dan Pemuda Masjid NU ini pembicara yang hadir dalam diantaranya ialah Bapak H.Marulloh Matali, Ka.Biro Dikmental Prov.DKI Jakarta, KH M Yusuf Aman, ketua Majelis Dzikir Al-Fauz Jakarta pusat yang juga merupakan rais syuriyah PCNU Pakarta Pusat, dan H Musni Umar sosiolog  NU dari UIN Syarif Hidayatulloh.

Dalam arahannya H Marulloh Matali banyak memberikan nasehat kepada para Pelajar dan Pemuda masjid yang hadir dalam simposiom ini. Ia mengatakan IPNU dan Nahnu harus menjadi garda terdepan pengkaderan NU yang memiliki muru’ah dan marwah dalam proses  mengenalkan NU di kalangan pelajar dan pemuda masjid. IPNU harus tetap menjadi organisasi kader yang memiliki integritas tinggi dengan senantiasa melakukan inovasi dan kreasi agar para pelajar tidak ragu untuk untuk masuk menjadi anggota IPNU.  

Sedangkan KH M Yusuf Aman menambahkan bahwa IPNU tak boleh kehilangan daya analisa dan daya kritisnya sebagai kalangan akademis. IPNU dituntut untuk selalu belajar dan berjuang memperkaya diri dengan berbagai ilmu pengetahuan. Secara struktural IPNU merupapakan Banom NU termuda diantara Anshor ataupun Fatayat karenanya IPNU memiliki tanggung jawab dan peran yang sangat penting sebagai proses pangkaderan tahap pertama untuk selanjutnya nanti menjadi NU. Karena saat ini banyak diantara orang NU yang hanya menjadikan NU sebagai komoditi kepentingan pribadinya saja tanpa memikirkan jam’iyah NU.

Musni Umar  dalam paparannya menjelaskan tentang analisis peta sosiologis para pelajar dan pemuda masjid NU di jakarta. Beliau mengatakan saat ini spirit ke NU an di Jakarta begitu tinggi di kalangan anak muda, hanya saja mereka masih belum terakomodir dalam sebuah wadah karenanya IPNU dan Nahnu harus lebih militan untuk mendidik para kadernya bukan hanya dalam tatanan pengetahuan agama saja melainkan kader IPNU saat ini juga harus paham teknologi, ekonomi, politik dsb. Agar ke depannya kader kader IPNU bisa menempati plot lini-lini dalam semua segi pengambil kebijakan. 

Kondisi semangat ke NU an yang begitu tinggi saat ini selain karena didikan yang diajarkan para kiai tapi juga merupakan dukungan dari pihak pemerintah yang membangun kondisi keislaman di Jakarta saat ini. Gubernur Fauzi Bowo dikenal sebagai tokoh yang begitu dekat dengan para ulama dan kiai NU. Oleh karenanya kader IPNU dan Nahnu tak perlu malu lagi menyatakan dirinya adalah kader NU. 

Rangkaian acara simposium nasional pemuda masjid ini diselenggarakan sejak pagi sampai sore hari di pelataran masjid Istiqlal sehingga acara ini banyak mengundang masyarakat umum jama’ah masjid Istiqlal yang kebetulan berkunjung ke masjid Istiqlal untuk menyaksikan langsung penampilan dari Tim-tim marawis yang mengikuti lomba. 

Keluar sebagai juara pertama adalah TIM marawis Al-Jadid dari Jakarta Selatan yang disusul peringkat kedua Tim Marawis Al-Hidayah dari Jakarta barat dan juara ketiga Tim Marawis Nurul Jannah utusan dari MAN 12 Jakarta.

Hery Susanto ketua PW IPNU DKI Jakarta ketika diwawancarai seusai acara mengatakan “Kegiatan ini akan  terus menerus kami lakukan sebagai proses pengkaderan kepada para pelajar di Jakarta, PW IPNU  DKI Jakarta memiliki tanggung jawab dan peran penting dalam menjaga nilai-nilai ke NU an di kalangan pelajar Kakarta.”

Dengan kondisi dan kultur Pelajar Jakarta yang cenderung modernis IPNU akan senantiasa melakukan formulasi dan merancang strategi ke depannya untuk melakukan pembinaan kepada para pelajar Jakarta. Festival Marawis ini hanya salah satu dari strategi kami mengenalkan NU kepada pelajar selain juga untuk menjaga nilai-nilai seni budaya Islam ala NU yang jika tidak dilestarikan akan punah terkontaminasi zaman. Selanjutnya kita akan adakan pekan olahraga pelajar NU,  lomba karya tulis ilmiah pelajar NU, training IT untuk para pelajar NU dsb. Ini semua kami lakukan sebagai ikhtiar kami menjaga amanat mewarisi tradisi NU dan membentengi para pelajar Jakarta dalam Islam Ahlussunnah wal jamaah ala NU.

Selanjutnya Miftahul Aziz Ketua Umum Nahnu dalam sambutannya menyatakan “Nahnu yang segmentasi pengkaderannya bergerak dalam pembinaan pemuda-pemuda Masjid NU akan mencanangkan program-program pembinaan kepada para pemuda masjid NU terutama dalam hal Teknologi IT dan Enterpreunership Pemuda Masjid.

Pemuda masjid memiliki potensi yang sangat besar jika dikembangkan, banyak hal yang bisa dilakukan pemuda masjid kedepannya. Melalui pemberdayaan ekonomi mikro pemuda masjid bisa membuat koperasi berbasi pemuda masjid dengan menjalankan bidang usaha sesuai kondisi wilayahnya. Sehingga masjid–masjid NU yang saat ini lebih banyak didominasi para orang tua kedepannya akan menjadi rujukan para pemuda juga, karena kita akan menjadikan bermasjid sebagai gaya hidup pemuda,” tuturnya.



Redaktur: Mukafi Niam