Inkopsim Minta Pemerintah Investigasi Harga Daging Ayam
NU Online · Sabtu, 22 Juni 2019 | 13:00 WIB
Magelang, NU Online
Lebaran sudah lewat dua pekan, dan harga beberapa jenis bahan pokok sudah kembali normal, namun peternak ayam pedaging tetap meradang. Pasalnya, harga live bird alias harga ayam hidup di kandang masih belum juga naik, hanya sekitar Rp.12.000/kilogram. Padahal, harga jual daging ayam potong di pasar masih berkisar di angka Rp. 30.000/kilogram.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Inkopsim (Induk Koperasi Syirkah Muawanah), HM Al-Khaqqoh Istifa saat diskusi dalam acara Bimbingan Teknis Ketahanan Usaha KUMKM di Wilayah Rawan Bencana di Hotel Grand Artos and Convention, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (21/6)..
Menurutnya, perbandingan harga ayam hidup dan harga daging ayam di pasar sangat jomplang, membuat peternak tak nyaman. Biaya produksinya saja perkilogram mencapai Rp. 19.500/kilogram. Jika harga ayam di kandang hanya Rp. 12.000/kilogram, bahkan tak jarang harganya di bawah itu, maka peternak tentu merugi. Jika itu terus berlanjut, mereka tinggal menunggu waktu untuk gelung tikar.
“Menjelang lebaran, harga daging ayam tembus Rp. 45.000 perkilo gramnya. Sekarang sudah normal, yakni berkisar Rp 30.000. Namun sayangnya, harga ayam di kandang tak pernah bagus,” tuturnya sebagaimana rilis yang diterima NU Online.
Gus Khaqqoh, sapaan akrabnya, menambahkan, bagi masyarakat umum daging ayam potong merupakan konsumsi penting. Saat ini, tidak cuma masyarakat kelas menengah ke atas yang mengkonsumsi daging ayam potong, tapi masyarakat kelas menengah ke bawah juga banyak yang mampu membelinya.
“Artinya, daging ayam potong sudah menjadi kebutuhan lauk-pauk keseharian masyarakat. Makanya kalau peternak ayam sudah kolaps, kita semua bisa susah,” jelasnya.
Oleh karena itu, ia meminta pemerintah, khususnya Satgas Pangan untuk melakukan investigasi terhadap anjloknya harga ayam pedaging di tingkat peternak. Tujuannya mencari tahu penyebabnya, sehingga bisa diambil lankah-langkah antisipatif terhadap persoalan itu.
“Ini masalah yang tidak kecil karena menyangkut kebutuhan masyarakat,” terangnya. (Aryudi AR).
konten diperbaiki pukul 9.08
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Rais 'Aam PBNU Ajak Pengurus Mewarisi Dakwah Wali Songo yang Santun dan Menyejukkan
3
Kisah Levina, Jamaah Haji Termuda Pengganti Sang Ibunda yang Telah Berpulang
4
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
5
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
6
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
Terkini
Lihat Semua