Solo, NU Online
Puluhan tokoh Islam Solo dari berbagai ormas bertemu dalam sebuah acara diskusi yang digelar Lembaga Kajian Khalifah di Laweyan Solo, Sabtu (29/3). Acara tersebut menghadirkan narasumber Wakil Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH M Dian Nafi’.
<>
Kiai Dian memulai pemaparannya tentang kewajiban penegakan kepemimpinan, merujuk salah satu pendapat Imam Mawardi, bahwa setelah Nabi Muhammad SAW wafat, maka kepemimpinan di kalangan umat Islam dibentuk untuk meneruskan kepemimpinan beliau dalam penjagaan agama dan penyelenggaraan urusan duniawi (hirasat ad-din wa siyasat ad-dunya).
“Penegakannya wajib bagi warga umat. Kewajiban itu ditetapkan sebagai kesepakatan para sahabat (ijma’ ash-shahabat),” terang Kiai Dian.
Dijelaskan lebih lanjut olehnya, kewajiban itu memiliki dua sisi, yaitu kewajiban secara akal (wajib ‘aqli) dan kewajiban secara syariat (wajib syar’i).
Sedangkan untuk kriteria seorang pemimpin, pengasuh Pesantren Al-Muayyad Windan itu kembali mengambil dari kitab Al-Ahkam as-Sulthaniyah.
“Di antaranya seorang pemimpin mesti memiliki keadilan, keilmuan, kesehatan, dan wawasan luas yang memungkinkannya dapat mengatur rakyat dan mewujudkan kemaslahatan,”
Selain itu, juga ia harus memiliki keberanian dan ketegasan yang menunjang tugasnya menjaga kedaulatan dan keamanan negara dari serangan musuh. Serta yang tidak kalah penting, ia berasal dari nasab yang diistilahkan dengan “Quraisy”, yaitu dari suku yang dapat dihormati oleh semua. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
5
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
6
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
Terkini
Lihat Semua