Nasional JELANG MUKTAMAR

Inilah Harapan Para Pemimpin Redaksi pada PBNU

Sel, 10 Maret 2015 | 08:01 WIB

Jakarta, NU Online
Senin malam (9/3) PBNU mengadakan pertemuan dengan para pemimpin redaksi sejumlah media. Pertemuan tersebut menjadi ajang sharing rencana pelaksanaan muktamar ke-33 NU, sekaligus mencari masukan dari mereka. Banyak hal penting yang disampaikan yang bisa ditindaklanjuti dalam muktamar yang mengambil tema “Meneguhkan Islam Nusantara untuk peradaban Indonesia dan dunia”. Berikut diantaranya<>

Syaiful Hadi, pimred kantor berita Antara

“Mungkin yang ingin di dengar masyarakat akhir-akhir ini, keberpihakan NU terhadap orang-orang, kita tidak ingin mengadu KPK dengan Polri atau Ahok dengan H Lulung. Ini bukan tugasnya NU. Tapi ada garis tegas, sampai kapan pun NU, akan berdiri di depan untuk melawan korupsi, dan NU tidak mau disumbang para koruptor, karena ada orang yang bilang, kita korupsi saja tiga milyar, yang satu milyar nanti kita sumbang, sudah diputihkan itu...” 

Kiai Said dengan seketika menjawab bahwa NU dalam berbagai forum nasional telah menegaskan diri menolak korupsi dengan berbagai motif dan modusnya.

Syukri Rahmatullah, pimred Okezone

“PBNU dengan muktamarnya nanti bisa meneguhkan rekomendasi dan program yang lebih kongkrit, bagaimana Islam Nusantara ini tidak sekedar konseptual, tetapi teraplikasi dalam masyarakat Indonesia.”

Nasihin Masha, pimred Republika

“Islam Nusantara sangat tepat sekali, sangat berbeda dengan Islam yang lain. Dengan jumlah penduduk terbesar, sudah saatnya Islam Indonesia mengambil prakarsa dan kepemimpinan di dunia internasional. Cuma jumlah saja tidak cukup, ide saja tidak cukup... persoalan kita yang sudah sekali adalah kemiskinan... tentu kemiskinan yang harus dihadapi dengan membangun entrepreneurship.”

Agung Susatyo, pusat pemberitaan RRI

Di NU terkenal dengan pemberdayaan perempuan dan juga pemberdayaan masyarakat. Kira-kita ke depan, dalam muktamar, seberapa jauh peran perempuan dan keterwakilan perempuan seperti apa karena kita sudah melihat demokrasi, keterbukaan...”

“Soal radikalisme dan ISIS, kiranya dari NU bisa memberikan ketenteraman kepada masayarakat, mungkin himbauan, pencerahan kepada masyarakat agar mereka tidak terjebak dalam kegiatan yang akhirnya juga merugikan umat Islam sendiri.” 

Aldi Gultom, pimred Rakyat Merdeka Online

“Kebetulan saya Kristiani dan saya Kristen yang merasa nyaman berada di tengah-tengah NU. Tiap ada acara Natal, selalu ada temen-teman NU yang membantu mengawal atau menjaga gereja...Kelompok agama lain juga banyak yang radikal. Sejauh mana PBNU sudah melakukan dialog-dialog kenusantaraaan dengan kelompok agama lain sehingga pemahaman kenusantaraan tidak hanya dimiliki oleh NU dan Islam saja.”(mukafi niam)