Nasional

IMCC: Islam Nusantara, Solusi Alternatif di Tengah Krisis Identitas

Sab, 14 Juli 2018 | 09:30 WIB

Tangerang Selatan, NU Online
Direktur Indonesian Muslim Crisis Center (IMCC) Robi Sugara mengemukakan, Islam Nusantara bisa menjadi solusi alternatif terhadap krisis identitas yang tengah menjangkiti Muslim di seluruh dunia.

“Di tengah krisis ada identitas baru, pasti anginnya kencang,” kata Robi di Sekretariat Islam Nusantara (INC), Tangerang Selatan, Sabtu (14/7).

Menurutnya, saat ini umat Islam di seluruh dunia sedang mengalami krisis identitas. Mengapa? Dahulu umat Islam pernah menjadi umat yang unggul –dalam berbagai bidang- atas umat-umat lainnya. Namun saat itu, umat Islam menjadi tertinggal dari umat-umat lainnya. 

“Kita terombang-ambing. Ada yang ingin mengembalikan Islam seperti dulu,” tambahnya. 

Salah satunya adalah dengan mengusung ide khilafah. Bagi Robi, mereka yang menginginkan sistem khilafah berpandangan bahwa dulu umat Islam maju dan unggul karena menerapkan khilafah. Padahal, Robi menuturkan, khilafah tidaklah sesederhana sebagaimana yang dibayangkan. 

Sebagian yang lain, lanjut Robi, ada kelompok Islam yang menggunakan kekerasan untuk mengejar ketertinggalan dari umat lainnya. 

“Mereka tidak mampu bersaing. Mereka melakukan kekerasan dan akhirnya malah mencoreng wajah Islam,” terangnya.

Islam Nusantara, sebuah gerakan global

Dosen UIN Jakarta ini menuturkan, Islam Nusantara adalah sebuah gerakan global, bukan gerakan lokal saja. 

“Ini adalah gerakan global,” ucapnya.

Oleh karenanya, ia berharap kajian-kajian tentang Islam Nusantara –baik itu berbentuk buku, video, dan yang lainnya, bisa dialihbahasakan ke dalam bahasa-bahasa internasional seperti Inggris, Mandarin, Arab, dan lainnya. Sehingga orang-orang Muslim dari luar juga bisa mengaksesnya.

Istilah Islam Nusantara ramai diperbincangkan setelah istilah itu menjadi tema pokok dalam agenda Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) pada 2015 silam. Ada pro dan kontra terkait istilah itu. Masing-masing memiliki argumen. 

Namun yang pasti dalam beberapa kesempatan, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menegaskan bahwa Islam Nusantara bukanlah mazhab atau paham baru, akan tetapi Islam Nusantara adalah tipologi, karakteristik, atau mumayyizat dari ekspresi keislaman yang dipraktikkan umat Islam di Nusantara. (Muchlishon)