Nasional

Imbauan SAS Institute untuk Pilkada Jawa Timur

NU Online  ·  Rabu, 24 Januari 2018 | 05:34 WIB

Imbauan SAS Institute untuk Pilkada Jawa Timur

Direktur SAS Institute, Imdadun Rahmat (Dok. dakta.com).

Jakarta, NU Online
Warga Jawa Timur akan melakukan Pilkada serentak baik pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur maupun Bupati dan Wali Kota di beberapa daerah pada tahun 2018 ini. Kualitas hajatan demokrasi ini sangat menentukan bagi nasib rakyat Jawa Timur di masa-masa mendatang.

Menurut Direktur Said Aqil Siroj (SAS) Institute, M. Imdadun Rahmat, mutu pilkada ini ditentukan baik dalam proses maupun hasilnya. Proses yang ideal ditandai dengan kondisi yang bebas dan adil (free and fair), bersih tanpa politik uang, dan damai tanpa intimidasi, provokasi kebencian berdasarkan SARA dan kekerasan.

“Hasil  yang diharapkan tentu terpilihnya pemimpin daerah yang cakap, amanah dan berkomitmen memperjuangkan rakyat,” ujar Imdad sapaan karibnya lewat keterangan tertulisnya kepada NU Online, Rabu (24/1).

Selain itu, lanjutnya, pemimpin tersebut menghormati, mengayomi, melindungi dan melayani semua kelompok tanpa diskriminasi.

Menurut mantan Ketua Komnas HAM ini, Jawa Timur merupakan basis ulama, basis pesantren, basis kaum Nahdliyin, dan etalase Islam Nusantara. Baik atau buruknya Jawa Timur akan menjadi wujud nyata Islam Nusantara.

“Jawa Timur adalah pembuktian Islam wasathiyah (moderat),” jelasnya.

Karena itu, sambungnya, pilkada yang amat penting ini harus menjadi momentum bagi masyarakat Jawa Timur untuk mewujudkan praktik bernegara, berbangsa, berpolitik dan bemasyarakat yang sesuai dengan koridor Islam yang rahmatan lil alamin. 

Demi mencapai kualitas pilkada yang baik, SAS Institute menyatakan:

1. Mengimbau masyarakat Jawa Timur untuk membina silaturrahim antar sesama warga dan tidak justru menggunakan media sosial untuk menyebarkan berita bohong, fitnah dan provokasi kebencian.

2. Mengimbau masyarakat Jawa Timur untuk berfikir dan bertindak jernih tidak terpengaruh berita palsu, fitnah, kampanye hitam, viral hoaks, dan provokasi kebencian berdasarkan SARA.

3. Mengimbau para kontestan untuk mengutamakan fatsun politik, cara yang santun dan ahlaqul karimah dalam meraih kemenangan.

4. Menghimbau kontestan Pilkada dan masyarakat untuk menghindari money politic.

5. Mengimbau para pasangan calon untuk mempersiapkan konsep pembangunan daerah yang bisa mempercepat pengurangan kemiskinan, memperbanyak lapangan kerja baru, pemenuhan hak atas pendidikan, kesehatan, keterjangkauan pangan dan tempat tinggal yang layak.

6. Mengimbau pemimpin terpilih melakukan terobosan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan merumuskan konsep pembangunan yang bervisi pemerataan.

(Red: Fathoni)