Nasional

Imam Besar Istiqlal: Hijrah Itu Mengubah Cara Pandang

NU Online  ·  Selasa, 18 September 2018 | 04:30 WIB

Imam Besar Istiqlal: Hijrah Itu Mengubah Cara Pandang

Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, KH Nasarudin Umar

Jakarta, NU Online
Momentum awal tahun baru Islam adalah momentum untuk hijrah. Hijrah itu mengubah cara pandang kita terhadap perbagai nikmat dan musibah. Tahun baru perlu dimaknai dengan pengamalan akhlak yang baik berupa taubat, syukur dan ikhlas.

Demikiam disampaikan Imam Besar Masjid Istiqlal, KH Nasarudin Umar, saat memberikan ceramah pengajian bersama dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1440 Hijriyah, di Mushalla Attarbiyah, Ditjen Pendidikan Islam, Senin (17/09).

Dikutip dari kemenag.go.id, Nasaruddin menjelaskan bahwa ketika seseorang bersyukur atas rezeki yang didapat, maka akan ditambahkan oleh Allah. Menurutnya, makna ditambahkan bagi orang yang syukur tidak berarti bertambah banyak rezeki, tetapi bertambah kelapangan dada. 

"Bisa jadi tahun lalu rezekinya lebih banyak tetapi banyak halangan, tidak menikmatinya. Sebaliknya, tahun ini jumlah rezekinya lebih sedikit akan tetapi karena bersyukur menjadi cukup, manfaat dan berkah. Sehingga ada perasaan lega, tenang dan nyaman di hati,” terangnya. 

Dikatakan Nasaruddin, tingkatan yang paling tinggi adalah kemampuan mensyukuri apapun yang datang, baik musibah ataupun nikmat. “Kalau orang kena musibah paling pertama diingat adalah Allah. Akan tetapi ketika kenaikan pangkat, seringkali malah tidak,” terangnya.

Nasaruddin mengingatkan bahwa musibah merupakan cara Allah mencintai dan menaikkan derajat hambanya. Musibah membukakan pintu langit, doa orang yang terkena kesusahan termasuk doa yang maqbul, musibah juga merupakan pencuci dosa masa lampau. 

Dalam kitab Ihya Ulumuddin, lanjut Nasaruddin, dijelaskan sakit panas sehari diampuni setahun. “Bagi orang yang bersyukur, musibah datang menambah iman dan mampu dihadapi dengan tenang,” jelasnya. 

Nasaruddin mengajak untuk ikhlas dalam segala aktifitas. “Kita kembalikan semuanya kepada Allah, jangan kita terlalu bangga dan menikmati pujian,” pungkasnya. (Red: Muiz)