Nasional

Ikhtiar Pesantren Tebuireng Jombang Memenuhi Protokol Kesehatan

Ahad, 27 September 2020 | 12:30 WIB

Ikhtiar Pesantren Tebuireng Jombang Memenuhi Protokol Kesehatan

Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz mengikuti rapid test antigen di pesantren setempat. (Foto: NU Online/Istimewa)

Jombang, NU Online

Untuk mengantisipasi potensi persebaran Coronavirus Disease (Covid-19), Pesantren Tebuireng Jombang, jawa Timur menggelar evaluasi terhadap kedisiplinan warga pesantren dalam pemenuhan protokol kesehatan. Evaluasi ini dilakukan terhadap seluruh elemen yang terlibat dalam kegiatan operasional rutin pesantren.

 

Dalam pernyataannya, Juru Bicara Gugus Tugas Pesantren Tangguh Tebuireng H Nur Hidayat menuturkan, evaluasi tersebut digelar dengan tiga langkah utama. Pertama, pengetatan terhadap larangan sambangan (menjenguk santri) oleh wali santri.

 

"Kami memahami besarnya kerinduan wali santri terhadap anaknya, terutama santri baru yang mulai mondok pada 30 Agustus lalu. Tapi demi keselamatan bersama, protokol kesehatan harus dipatuhi semua pihak," kata Hidayat, Ahad (27/9).

 

Kedua, peningkatan disiplin santri dan warga pesantren dalam pemenuhan protokol kesehatan. "Ada sanksi membaca satu juz al-Quran bagi santri yang tidak memakai masker saat beraktivitas di luar kamar," jelasnya.

 

Langkah ketiga adalah deteksi dini terhadap setiap santri yang memiliki keluhan sakit. "Ini dilakukan dengan melibatkan pembina kamar santri dan tim pusat kesehatan pesantren," ujar mantan Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim ini.

 

Deteksi dini ini penting dilakukan, mengingat potensi penyebaran virus di lingkungan pesantren juga masih mungkin terjadi.

 

"Perkembangan global dan nasional selama enam bulan terakhir membuktikan, siapa pun bisa kesenggol virus ini. Jadi deteksi dini terhadap gejala khusus yang mengarah merupakan langkah penting dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19," tegas pria berkacamata ini.

 

Dalam sepekan terakhir, pihak Pesantren Tebuireng telah mengkarantina ulang beberapa santri yang memiliki gejala khusus dan mengarah serta memberikan treatment untuk pemulihan mereka.

 

"Tapi, sejauh ini tidak satu pun santri yang terkonfirmasi positif," ujarnya.

 

Pesantren juga melakukan uji cepat antigen kepada seluruh warga pesantren untuk mendeteksi ada tidaknya warga pesantren yang kesenggol virus ini. Uji cepat antigen diyakini memiliki validitas sekitar 90% dalam mendeteksi keberadaan Covid-19.

 

"Dengan ikhtiar dan taqarrub maksimal, semoga seluruh warga pesantren dijauhkan dari wabah ini," harap dia.

 

Editor: Ibnu Nawawi