Nasional

Ikhtiar Cegah Stunting, Kemenag Buka Pendampingan Tiga Bulan Pranikah 

Ahad, 13 Maret 2022 | 09:00 WIB

Ikhtiar Cegah Stunting, Kemenag Buka Pendampingan Tiga Bulan Pranikah 

Pemukulan gong oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo di Pendopo Parasamya Kabupaten Bantul, Provinsi DIY, Jumat (11/3/2022) menandai Program Pendampingan Pranikah. (Foto: Humas Kemenag)

Bantul, NU Online
Kementerian Agama dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meluncurkan program Pendampingan, Konseling, dan Pemeriksaan Kesehatan dalam Tiga Bulan Pranikah sebagai Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu kepada Calon Pengantin.

 

Peluncuran ditandai dengan pemukulan gong oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas bersama Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo di Pendopo Parasamya Kabupaten Bantul, Provinsi DIY, Jumat (11/3/2022).

 

Menag menyampaikan, pencegahan stunting adalah upaya menyiapkan generasi bangsa yang berkualitas. "Program pendampingan ini sangat penting dan sejalan dengan Program Bimbingan Perkawinan (Bimwin) yang digulirkan Kemenag. Bimwin adalah ikhtiar Kemenag dalam mencegah stunting," katanya.

 

Menurutnya, pencegahan stunting adalah perintah agama, bukan hanya program negara. Sebab, menyiapkan generasi terbaik adalah risalah nubuwwah. Jadi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi juga semua warga bangsa. Karenanya, diperlukan upaya kolaboratif dari seluruh stakeholders​​​​​​​.

 

"Ketahanan keluarga menjadi satu pondasi ketahanan negara. Kita ingin generasi bangsa menjadi generasi yang mampu berkompetisi secara global. Keluarga menjadi palang pintu utama pada generasi mendatang," jelasnya.

 

Ke depan, selain BKKBN, Kemenag juga akan memperkuat kolaborasi dengan pihak lainnya. "Isu stunting sudah masuk dalam program Bimwin maka saya meminta Penyuluh Agama se-Indonesia untuk terlibat dalam program ini. Mari kita bersama-sama memberi perhatian untuk penurunan stunting di Indonesia," sambungnya.

 

Pada kesempatan yang sama, Hasto Wardoyo, Kepala BKKBN mengungkapkan, 37 persen remaja putri Indonesia mengalami anemia. "Setelah hamil, angkanya naik menjadi 48 persen, akibatnya bayi yang dikandung tidak subur, bisa stunting," paparnya.

 

Bantul, kata dia, bisa menjadi percontohan karena jumlah stunting sekitar 14 persen, sesuai target nasional pada 2024.

 

Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mangatakan jika pencegahan stunting hanya berkutat di hilir, maka kurang efektif. Untuk itu, diperlukan upaya pencegahan sejak dari hulu. "Tadi pagi (Jumat, 11/3/2022), kami telah mengukuhkan tim percepatan penurunan stunting di Bantul," katanya. 

 

Pihaknya mengalokasikan anggaran Rp50 juta setiap pedukuhan. "Di antaranya digunakan untuk pencegahan stunting," ungkap Halim.

 

Tampak hadir mendampingi Menag, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, Gubernur DIY yang diwakili Asisten lll Bidang SDM Aris Setiyanto, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Tarmizi Tohor, Staf Khusus Menteri Agama bidang Image Building Wibowo Prasetyo, dan Kepala Kanwil Kemenag DIY Masmim Afif.

 

Kontributor: Anty Husnawati
Editor: Kendi Setiawan