Nasional

Idul Fitri, Kiai Ma’ruf Amin: Kubur Kesalapahaman, Hilangkan Kegaduhan

NU Online  ·  Kamis, 14 Juni 2018 | 13:07 WIB

Idul Fitri, Kiai Ma’ruf Amin: Kubur Kesalapahaman, Hilangkan Kegaduhan

Rais 'Aam PBNU KH Ma'ruf Amin

Jakarta, NU Online
Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma’ruf Amin mengajak kepada seluruh umat Islam di Indonesia untuk menjadikan momentum Idul Fitri untuk memperkuat ukhuwah, baik ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah. Ia juga mengajak untuk mengubur kesalapahaman dan menghilangkan kegaduhan.

Hal itu disampaikan Kiai Ma’ruf Amin sesaat setelah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengumumkan hasil sidang itsbat penentuan awal Syawal, Kamis (14/6) di Kantor Kementerian Agama Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat. Sidang itsbat menetapkan 1 Syawal 1439 H jatuh pada hari Jumat, 15 Juni 2018.

“Idul Fitri ini hendaknya menjadi momentum untuk mempererat silaturahim kita semua, antarwarga bangsa,” ujar Kiai Ma’ruf.

Sebab menurutnya, Idul Fitri merupakan hari kasih sayang, yaumul marhamah. Sehingga jika ada hal-hal yang kurang tersambung, maka hari raya ini menjadi tempat kita menyambung kembali tali silaturahim antarsesama Muslim atau sesama warga bangsa.

“Hendaknya kita menghilangkan dan mengubur kesalahpahaman atau salah pengertian, su’ud tafahum, antarwarga bangsa. Kemudian kita membangun hubungan husnud tafahum, saling pengertian sehingga tidak ada kegaduhan-kegaduhan lagi,” tutur Pengasuh Pondok Pesantren Annawawi Tanara, Serang, Banten ini.

Hindari Khotbah Politik Praktis

Ketua Umum MUI Pusat ini juga berharap kepada para khotib idul fitri di seluruh Indonesia agar khotbahnya membawa kesejukan dan kedamaian, mengajak kepada ukhuwah, baik ukhuwah Islamiyah, wathaniyah, dan basyariyah, dan mengajak untuk menyatukan seluruh bangsa.

Jangan sampai, sambungnya, khotib justru merusak suasana yang indah dan baik ini dengan khotbah-khotbah provokatif yang mengarah pada politik praktis. Khotib diharap menyajikan materi khotbah yang membawa kesejukan.

“Jangan sampai khotbahhya membawa politik praktis, karean warna politik jamaah bermacam-macam. Karena itu, jangan jadikan khotbah sebagai ajang politik praktis yang dapat merusak suasana,” tegas Kiai Ma’ruf.

“Mudah-mudahan idul fitri kali ini benar-benar dijadikan momentum untuk menjadikan kondisi lebih baik lagi,” tutupnya. (Fathoni)