Nasional

Hujan Lebat Tak Goyahkan Tim Kirab Satu Negeri

NU Online  ·  Senin, 17 September 2018 | 15:30 WIB

Bulungan, NU Online

Setelah singgah semalam di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, tim Kirab Satu Negeri melanjutkan menuju Kabupaten  Bulungan dengan naik perahu speed. Sambutan luar biasa ditunjukkan keluarga besar Dewan Adat Tidung kabupaten setempat.


Saat itu robongan Kirab Satu Negeri yang dipimpin Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Mohammad Haerul Amri disambut seni japin shalawat dan tari Niksin sebagai penyambutan atas tamu.


"Terima kasih saudara-saudara mau singgah ke daerah ini.Desa Salim Batu ini desa tertua dan  merupakan pusat penyiaran Islam di wilayah Bulungan dan sekitarnya,” kata Datuk Ilham, Senin (17/9). Di tempat ini ada makam Syech Maghribi yakni dai yang menyebarkan Islam di sini, lanjutnya.


"Jadi rombongan sangat pas bila singgah di daerah ini. Untuk itu sekali lagi kami sampaikan terima kasih" tambahnya.


Sementara itu Abdul Hakam selaku Ketua Pimpinan Wilayah (PW) GP Ansor Kalimantan Utara mengemukakan, melalui kirab ini GP Ansor mengajak masyarakat semakin memahami dan menghargai kemajemukan dan keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia.


"Kirab ini tujuannya untuk mengokohkan konsensus berbangsa, yakni NKRI, khususnya di Kalimantan Utara sebagai wilayah perbatasan, dan di Indonesia secara umum," papar Abdul Hakam yang juga Ketua Bidang Hukum PP GP Ansor.


Rombongan Kirab Satu Negeri zona Nunukan ikut serta dalam rombongan ini. Tampak Wakil Ketua Umum PP GP Ansor M Haerul Amri, Affan Rozi selaku koordinator zona, Imam Kusnin Ahmad sebagai asisten lapangan.


Selain itu, lanjut Abdul Hakam, Kirab Satu Negeri juga bertujuan mengajak mayoritas masyarakat (silent majority) yang cenderung diam agar berani bersuara menghadapi ancaman sekelompok pihak yang ingin mengubah konsensus kebangsaan. Terutama mempolitisasi agama demi tujuan politiknya. 


"Terutama di media sosial, ayo kita yang mayoritas ini bersama-sama menyuarakan kebenaran, agar media sosial tidak didominasi oleh kabar hoaks dan fitnah," ajaknya kepada hadirin.

 

Dilanjutkannya, lewat kirab ini tentu saja Ansor ingin merawat keberagaman dan keragaman suku, adat, agama, dan bahasa. "Ini adalah kekayaan yang sangat berharga nilainya untuk anak cucu kita nanti," kata pria asal Cirebon tersebut.


Usai ramah tamah, rombongan menuju Makam Syech Maghribi sekitar 300 meter dari lokasi untuk ziarah dan doa serta tahlil yang dilanjut bakti sosial pengecatan makam. Acara dilanjut menuju pusat kota Tanjung Selor  selama 1.5 jam dengan kendaraan tujuh perahu Tambangan.


Meski selama perjalanan turun hujan lebat, tim pembawa bendera dangan luar biasa tidak pindah dan tetap berdiri kokoh di ujung depan perahu. "Anak-anak luar biasa. Tidak geser dari tempatnya meski hujan lebat,” tambah Hakam.


Di Tanjung Selor, usai shalat Isya rombongan menggelar Ngobat atau ngobrol bersama sahabat yang melibatkan Ansor, Pergerakan Mahasiswa Isalam Indonesia dan komponen pemuda serta mahasiswa. (Imam Kusnin Ahmad/Ibnu Nawawi)