Nasional

Hindari Tawuran, Mahasiswa harus Dikaryakan

NU Online  ·  Selasa, 16 Oktober 2012 | 03:55 WIB

Kudus, NU Online
Sebagai kelompok dinamis, mahasiswa harus difasilitasi untuk belajar maksimal dengan program kegiatan, tugas penelitian dan pengabdian masyarakat. Dengan demikian, mahasiswa tidak ada waktu luang melakukan perilaku negatif semacam tawuran.
<>
"Menghindari kekerasan kaum intelektual ini, mahasiswa harus sibuk dikaryakan dan diprestasikan melalui kegiatan yang sistematis dan menarik bagi mereka," kata Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupataen Kudus Kisbiyanto dalam perbincangan dengan NU Online, Senin (15/10).

Ia menilai munculnya aksi kekerasan di kalangan mahasiswa disebabkan penekanan pendidikan karakter dan akhlak pada fase di keluarga, jenjang pendidikan SD/MI/MTS/SMP/MA/SMA kurang dilakukan penekanan, sehingga pada waktu masuk perguruan tinggi masih rapuh secara kepribadian dan wawasan.

Disamping itu, tambah dosen STAIN Kudus ini, pendidikan pada Perguruan tinggi masih banyak dilakukan secara sporadis. Misalnya, sistem kredit semester (SKS) dilaksanakan dengan semestinya, akibatnya waktu dan kesempatan mahasiswa masih banyak yang luang ataupun longgar. 

"Apabila sistem tersebut dilaksanakan secara benar maka waktu mahasiswa sudah penuh dan tidak sempat lagi tawuran," imbuh Kisbiyanto.
Pernyataan senada juga disampaikan ketua PC PMII Kudus Saifudin Bahri. Menurutnya, mahasiswa harus diberi keleluasaan untuk berekspresi serta eksplorasi sesuai keinginan dan cita-citanya dengan memberi  batasan yang tidak menekan dan membebani.

Mahasiswa tidak membutuhkan  sesuatu dalam perkuliahan atau akademik yang justru tidak menunjang kreatifitas  mereka untuk meraih impian kuliah.

Saifudin berharap mahasiswa perlu dibekali dengan realitas kehidupan sekarang  mulai geo ekonomi geo politik  geo strategi sehingga mereka tahu apa yang harus dilakukan dan tujuan apa yang hendak dicapai.

"Jangan malah dipaksa menjadi mesin bernyawa yang melakukan apa saja sesuai perintah dosen dan kebijakan kampus. Hal ini akan menimbulkan dampak kekerasan bagi mereka," tegasnya kepada NU Online.


Redaktur     : Mukafi Niam
Kontributor : Qomarul Adib