Nasional

HIDMAT Muslimat NU Gelar Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan

NU Online  ·  Senin, 28 Mei 2018 | 02:40 WIB

Surabaya, NU Online
Wawasan kebangsaan berupa empat pilar yang terdiri dari Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945 terus diperkuat oleh Muslimat Nahdlatul Ulama melalui perangkat organisasinya.

Kini, Himpunan Daiyah dan Majelis Taklim Muslimat Nahdlatul Ulama (HIDMAT Muslimat NU) memberikan pembekalan wawasan kebangsaan kepada sekitar 200 daiyah dan pimpinan majelis taklim (MT), Ahad (27/5) di Gedung Aula UNU Surabaya (UNUSA), Jawa Timur.

Ketua HIDMAT Muslimat NU Pusat yang juga penasihat PP Muslimat NU Nyai Hj Mahfudhoh Aly Ubaid menerangkan, dalam rangka meneguhkan kembali rasa kecintaan kepada NKRI, empat pilar kebangsaan harus terus ditanamkan kepada segenap elemen bangsa. 

“Wawasan kebangsaan untuk Daiyah dan Pimpinan Majelis Taklim sangat penting. Apalagi dengan kejadian teror akhir-akhir ini sehingga pemahaman empat pilat mendesak dan perlu diperluas,” ujar Nyai Mahfudhoh.

Hal tersebut, sambung salah seorang putri KH Wahab Chasbullah ini, menjadi latar belakang Yayasan HIDMAT Muslimat NU Pusat untuk terus berikhtiar menyosialisasikan empat pilar dengan menggandeng sejumlah pihak, termasuk MPR RI.

Dalam kesempatan ini, HIDMAT Muslimat NU mengundang Wakil Ketua Badan Sosialisasi MPR RI Zainut Tauhid Sa’adi. Ia mengatakan bahwa kekuatan bangsa Indonesia saat ini justru ada pada karakter kebinekaannya. Saat ini kebinekaan di Indonesia menjadi rujukan banyak bangsa di dunia.

“Kebinekaan di Indonesia yang majemuk ini menjadi rujukan masyarakat dunia,” tegasnya.

Zainut Tauhid juga menjelaskan tantangan internal kebangsaan yang meliputi pertama, asih lemahnya penghayatan dan pengamalan agama serta munculnya pemahaman terhadap ajaran agama yang keliru dan sempit. Kedua, pengabaian terhadap kepentingan daerah serta timbulnya fanatisme kedaerahan.

Ketiga, urang berkembangnya pemahaman dan penghargaan atas kebhinnekaan dan kemajemukan. Keempat, kurangnya keteladanan dalam sikap dan perilaku sebagian pemimpin  dan tokoh bangsa. Kelima, tidak berjalannya penegakan hukum secara optimal.

Dihubungi terpisah, Ketua Periodik PP Muslimat NU Nyai Hj Nurhayati Said Aqil Siroj menerangkan bahwa saat ini Muslimat NU sebagai organisasi perempuan terbesar memiliki potensi dan peran penting dalam menjaga kebinekaan.

Pengurus Muslimat NU yang kini tersebar di 34 provinsi, 554 pimpinan cabang di kabupaten/kota, 5.222 pimpinan anak cabang, serta pimpinan cabang istimewa yang tersebar di tujuh negara telah berkiprah di segala bidang, baik secara nasional maupun global.

“Muslimat NU telah berkontribusi nyata bagi pembangunan bangsa,” ucap Nyai Nurhayati kepada NU Online.

Sebelumnya, Muslimat NU juga aktif memberikan sosialisasi wawasan kebangsaan di sejumlah daerah. Adapun di Surabaya tersebut, kegiatan diikuti oleh 200 peserta yang terdiri dari tokoh masyarakat, daiyah, ustadzah, dan pengurus Muslimat NU. (Fathoni)