Jakarta, NU Online
Untuk kali kedua, Islam Nusantara Centre menggelar kajian di kediaman pribadi Menteri Ketenagakerjaan Indonesia Hanif Dhakiri, di Depok Permata Pyrus, Cipayung, Depok (14/10).
Ia menegaskan bahwa Indonesia ini berada di tengah-tengah dari segala aspeknya, maka dari itu perlu disyukuri dengan banyak mengkaji sejarah bangsa ini.
“Wilayah Indonesia ini diposisikan Tuhan sebagai wilayah yang berada di tengah-tengah, wilayah yang sedang-sedang saja,” kata menteri yang aktif di PMII itu.
Dicontohkan Hanif, Indonesia ini memiliki keadaan alam yang dingin tapi tidak terlalu dingin sehingga mencapai mines dan membeku, juga mengalami panas tapi tidak terlalu panas sehingga membuat ban mobil melepuh. Atau ketika bulan puasa pun, Indonesia ini memiliki waktu yang sedang, sebab ada beberapa negara yang waktu puasanya lebih panjang, dan juga ada negara yang waktu puasanya lebih pendek.
Maka dari itu prinsip-prinsip keagamaan ala Ahlussunnah wal jamaah ini sangat tepat untuk diterapkan di Indonesia ini dengan naturenya yang moderat, nature Indonesia yang toleran, dan yang berada di tengah-tengah.
“Kalau sebaik-baik perkara adalah yang di tengah-tengah, maka sebaik-baik bangsa adalah bangsa Indonesia,” paparnya.
Untuk itu Hanif mengajak seluruh peserta untuk bersyukur bahwa Indonesia ini termasuk negara yang diberkahi Allah. Salah satu cara untuk memahami suratan Tuhan bahwa negara ini adalah negara yang berada di tengah-tengah adalah dengan banyak mengkaji sejarah.
“Belajar sejarah menjadi hal penting, sebab itu menjadi penanda bahwa kita memiliki tanah air, orang yang tidak memiliki tanah air maka ia tidak punya sejarah, dan sejarah itulah yang menjadi alat untuk membangun peradaban,” terangnya.
Ia juga mengarahkan untuk terus mengeksplorasi sejarah-sejarah termasuk yang di tingkat lokal atau sejarah lokal, untuk lebih mengetahui jati diri bangsanya.
“Barangsiapa yang mengetahui jati dirinya maka ia akan mengetahui Tuhannya, saya kira dengan mengetahui jati diri itu merupakan upaya agar kita tidak kehilangan identitas kita sebagai bangsa Indonesia, yang pasti Islam, kalaupun berbeda pasti damai dan kalaupun ada masalah tidak mudah terpecah belah,” ujar Hanif.
Dengan seperti itu ia berharap bahwa Indoenesia ini akan mampu menjadi role mode bagi negara lain.(Nuri Farikhatin/Muiz)