Hafalan 'Nadzam', Bagian Tradisi Pesantren
NU Online · Kamis, 17 Mei 2012 | 15:44 WIB
Jombang, NU Online
Semboyan “memelihara hal lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik” senantiasa dipegang teguh oleh kalangan pesantren. Salah satu tradisi lama yang dipertahankan adalah menghafal nadzaman, atau syair-syair dalam bahasa Arab yang berisi pelbagai hal tentang ilmu-ilmu kepesantrenan.<>
Demikian dinyatakan KH. Abdus Salam Shohib, ketua majelis Pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang ketika memberikan sambutan pada Festival Nadzam Imrithy, Alfiyah, dan Jauharul Maknun, Kamis (17/05) sore di serambi masjid pesantren tersebut.
“Kita ingin mengembalikan tradisi menghafal, spirit ini harus dibangkitkan, karena dulu hafalan adalah menjadi kebanggaan pesantren dan santri,” ujar KH Abdus Salam Shohib di hadapan empat puluhan peserta festival.
Irjen kementrian Tenaga kerja dan Transmigrasi, H. Qamaruddin dalam pembukaan festival nadzam yang diikuti para delegasi pesantren di Jawa juga mengapresiasi acara ini.
“Saya sangat senang sekali dengan acara lomba nadzam ini, sebab kalau tradisi itu hilang, hilanglah salah satu keistimewaan pesantren,” ujar irjen yang juga alumnus pesantren ini.
Gus Salam dan H. Qamaruddin sama-sama menyatakan harapan agar tradisi menghafal ini terus berlanjut dan menjadi keistimewaan di pesantren
“Tradisi ini hanya ada di pesantren,di perguruan tinggi tidak ada, dan semoga tradisi menghafal ini bangkit kembali di pesantren,” harap H. Qamaruddin
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Yusuf Suharto
Terpopuler
1
Koordinator Aksi Demo ODOL Diringkus ke Polda Metro Jaya
2
5 Doa Pilihan untuk Hari Asyura 10 Muharram, Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
3
Inilah Niat Puasa Asyura Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
4
Khutbah Jumat: Memaknai Muharram dan Fluktuasi Kehidupan
5
Khutbah Jumat: Meraih Ampunan Melalui Amal Kebaikan di Bulan Muharram
6
10 Muharram Waktu Terjadinya 7 Peristiwa Penting Para Nabi
Terkini
Lihat Semua