Habib Ahmad bin Novel Jelaskan Sosok Rasulullah yang Pemaaf
NU Online · Rabu, 17 November 2021 | 04:00 WIB
Muhamad Abror
Kontributor
Jakarta, NU Online
Pendakwah Habib Ahmad bin Novel bin Jindan menjelaskan bahwa Rasulullah saw merupakan sosok yang pemaaf. Tidak hanya kepada sesama muslim, tetapi juga kepada orang-orang kafir Quraisy yang telah berbuat zalim kepada Rasulullah dan para sahabat saat mendakwahkan agama Islam.
“Yang ada dalam diri Nabi hanyalah kasih sayang, dari ujung kaki sampai ujung rambut. Bukan hanya kepada orang Islam, tetapi juga kepada orang-orang kafir yang membenci beliau, mengganggu beliau, dan menganiaya beliau,” jelas Habib Ahmad bin Novel pada acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad dan Haul Habib Novel bin Salim bin Jindan di Yayasan Al-Fachriyah, Larangan, Tangerang, Banten, Ahad (14/11/2021).
Habib kelahiran Jakarta ini mendasari penjelasannya dalam keterangan yang dikutip dari kitab Maulid ad-Dibâ’i, wa lâ yudhmiru li muslimin ghissyan wa lâ dhurran (Nabi tidak menyimpan tipu daya dan bahaya bagi sesama Muslim).
Dijelaskan Habib Ahmad, saat perjalanan dakwah Rasulullah di fase Makkah, berbagai penindasan telah dialami. Para sahabat juga tidak kalah pedih mendapat perlakuan kasar dari orang-orang kafir Quraisy, bahkan beberapa sahabat ada yang dibunuh.
Salah satunya adalah keluarga Ammar bin Yasir yang mendapat penyiksaan teramat pedih. Ibunya Ammar, yaitu Sumayah, dibunuh dengan ditusuk menggunakan tombak. Begitupun ayah Ammar, yaitu Yasir, dibunuh dalam penyiksaan itu. Sementara Ammar dipaksa untuk keluar dari Islam.
“Melihat itu, Rasulullah tidak menaruh dendam sama sekali, hanya memerintahkan Ammar untuk bersabar,” ujar habib lulusan Pesantren Darul Musthafa, Hadramaut, Yaman itu.
Saat itu, lanjut Habib Ahmad, Rasulullah bersabda kepada Ammar, “Shabran âla Yâsir, fainna mau’idakumul jannah” (Bersabarlah wahai keluarga Yasir, sungguh kalian telah dijanjikan masuk surga).
Keluhuran akhlak Nabi Muhammad saw itu secara tegas dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat 4 yaitu, Wa innaka la’alâ khuluqin ‘adzîm (Dan sesungguhnya kamu Muhammad benar-benar berbudi pekerti yang baik).
Tidak hanya dipuji, karena keluhuran akhlaknya itu umat Islam diperintahkan untuk menjadikan Rasulullah sebagai panutan, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya, ‘Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yaik bagimu’.
“Karena meuliaan akhlak beliau, sampai-sampai Allah sendiri banyak memujinya di dalam Al-Qur’an,” pungkas Habib Ahmad.
Kontributor: Muhamad Abror
Editor: Aiz Luthfi
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Kabar Duka: Ibrahim Sjarief, Suami Jurnalis Senior Najwa Shihab Meninggal Dunia
6
Ribuan Ojol Gelar Aksi, Ini Tuntutan Mereka ke Pemerintah dan Aplikator
Terkini
Lihat Semua