Nasional HARLAH KE-78 MUSLIMAT NU

Gus Yahya: Ibu-Ibu adalah Kunci Membangun Negara Kuat

Sab, 20 Januari 2024 | 13:00 WIB

Gus Yahya: Ibu-Ibu adalah Kunci Membangun Negara Kuat

Lautan ibu-ibu Muslimat NU, Sabtu (20/1/2024) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta dalam kegiatan Harlah ke-78 Muslimat NU. (Foto: dok. Panitia Harlah ke-78 Muslimat NU)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, menyampaikan ibu-ibu memiliki peran sentral dalam membangun peradaban. Dia menjelaskan, cita-cita perjuangan peradaban harus dimulai dengan membangun negara yang kuat, dan di dalam proses tersebut, ibu-ibu memiliki peran kunci.


"Kami tahu untuk mendirikan negara yang kuat, ibu-ibu adalah kunci, karena annisa imadul bilad, perempuan adalah tiang negara," ungkap Gus Yahya dalam sambutan Harlah ke-78 Muslimat NU di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Sabtu (20/1/2024).


Menurutnya, sebagai organisasi yang didirikan dengan cita-cita peradaban, Nahdlatul Ulama (NU) mengakui kepentingan ibu-ibu dalam mencapai tujuan tersebut. 


Gus Yahya mengungkapkan bahwa dalam upaya membangun peradaban, ibu-ibu Muslimat NU siap bergerak bersama untuk menopang kejayaan bangsa dan negara.


"Muslimat kuat, Indonesia kuat. Ibu-ibu Muslimat memperkuat Indonesia," tegas Gus Yahya, sambil mengulangi penggalan kalimat tersebut untuk memperkuat pesannya.


Sejarah panjang NU, sambung dia, NU telah mencatat bagaimana peran ibu-ibu sudah diakui sejak awal berdirinya. Gus Yahya menyoroti sejarah tahun 1938, di mana para muassis NU memberikan tempat dan panggung bagi ibu-ibu, seperti Nyai Siti Syarah dan Nyai Djuaesih, untuk berpidato di depan para kiai peserta Muktamar Menes, Banten.


"Setelah 20 tahun jamiyah Nahdlatul Ulama didirikan pada 1926, pada 1946 didirikanlah organisasi Muslimat NU. Tapi lama sebelum itu, 8 tahun sebelum itu, para muassis telah memberikan tempat dan panggung bagi ibu-ibu," jelas Gus Yahya.


Pesan ini, kata dia, mencerminkan tekad dan kepercayaan bahwa kekuatan ibu-ibu Muslimat NU adalah elemen kunci dalam membangun peradaban dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


“Maka demi kuatnya negara Kesatuan republik Indonesia, demi terangkatnya martabat NKRI di tengah bangsa-bangsa, demi cita-cita Nahdlatul ulama, ibu-ibu Muslimat siap bergerak bersama menopang kejayaan bangsa dan negara,” kata dia.


“Muslimat kuat, Indonesia kuat. Muslimat kuat, Indonesia kuat. Muslimat kuat, Indonesia kuat. Ibu-ibu Muslimat memperkuat Indonesia,” pungkas dia.