Gus Sholah: Gejolak Pilkada DKI Kemarin, Imbas Buruk Pemutlakan Pendapat
NU Online · Ahad, 7 Mei 2017 | 04:01 WIB
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah) mengatakan, sejak dahulu umat Islam terbelah menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok yang mengartikan teks-teks agama secara literal dan kelompok yang memahami teks dengan menggunakan penafsiran-penafsiran.
“Sejak dulu ada dua aliran besar dalam Islam,” kata Gus Sholah.
Hal ini disampaikan saat ia memberikan sambutan dalam acara Seminar Pemikiran Hadratus Syaikh Hasyim Asyari dengan tema Keislaman dan Keindonesiaan: Aktualisasi Pemikiran dan Perjuangan Hadratus Syaikh Hasyim Asyari di Gedung MPR RI Jakarta, Sabtu (6/5).
Menurutnya, kedua kelompok ini tidak perlu saling menyalahkan dan memaksakan pendapatnya karena keduanya tentu memiliki tendensinya masing-masing. “Tidak perlu saling menyalahkan,” ucapnya.
Salah satu contoh mutakhir perdebatan sengit kedua kelompok tersebut, jelas Gus Sholah, adalah terkait dengan penafsiran kata aulia dalam Surat Al-Maidah ayat 51 dalam konteks pemilihan kepada daerah DKI Jakarta.
Imbasnya, ada stigma negatif bagi kedua pendukung Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Mereka yang mendukung pasangan ini dianggap tidak nasionalis dan antikebhinnekaan. Sementara yang pendukung pasangan yang satunya lagi dianggap tidak Islami dan munafik.
Terkait hal itu, Gus Sholah mengkritik keduanya. Baginya, semua pihak harus saling menghormati dan tidak melakukan tindakan yang seperti itu.
Maka dari itu, ia mengusulkan untuk melaksanakan dialog untuk menjembatani kedua kelompok yang memiliki beda pandangan tersebut. “Perlu dilakukan dialog dengan hati dan kepala yang dingin,” terangnya.
Dialog tersebut, lanjut Gus Sholah, semestinya diinisiasi oleh tokoh yang bisa diterima oleh kedua belah pihak. “Seperti Kiai Hasyim Muzadi kalau beliau masih hidup,” tegasnya.
“Di dalam dialog tersebut juga ditanyakan apa saja yang diinginkan dan yang tidak diinginkan kedua kelompok tersebut,” lanjutnya. (Muchlishon Rochmat/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
4
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
5
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
6
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
Terkini
Lihat Semua