Nasional

Gus Mus: Kalau Tidak Bicara Baik, Diam Saja

Jum, 5 Juni 2015 | 11:05 WIB

Jakarta, NU Online
Rais Aam PBNU KH A Musthofa Bisri yang biasa disapa Gus Mus menyebutkan bahwa Islam memberikan harga yang tinggi pada perkataan yang baik. Islam menekankan pentingnya perkataan baik itu. Bahkan, Rasulullah SAW menilai kadar keimanan seseorang kepada Allah dan hari Kiamat dilihat dari baik atau tidaknya perkataan yang bersangkutan.
<>
Melalui akun twitternya, Gus Mus terlebih dahulu menyapa para twips dengan salam dan selamat pagi. “Semoga Allah merahmati dan memberi taufiq-hidayah-Nya kepada kita semua,” kata Gus Mus pada Jum’at (5/6) pagi.

Bagi Gus Mus, keimanan kepada Allah SWT dan hari Kiamat merupakan sesuatu yang abstrak. Namun begitu, bukti dan jejak keimanan itu bisa diketahui secara konkret melalui perilaku sehari-hari. Ini ditandai antara lain dengan menjaga perkataan yang baik agar tidak menyakiti, merugikan orang lain, atau menimbulkan kekisruhan.

Gus Mus tidak segan-segan mengutip sebuah hadits sahih dari Rasulullah SAW terkait menjaga perkataan. Terlebih lagi di masa sekarang di mana banyak tersedia ruang media sosial, orang bebas dan mudah berbicara terlepas apakah itu baik atau tidak bahkan sekadar fitnah.

“Bila benar kita beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah kita bicara baik atau diam (dari hadits sahih),” demikian tegas Gus Mus dalam akun twitternya.

Pada hadits ini Rasulullah SAW dengan nyata mengaitkan kesempurnaan iman seseorang dan kebaikan perkataannya. Sehingga, kalau perkataan baik tidak bisa dikeluarkan, sikap diam menjadi pilihan terbaik baginya dan bagi orang lain. (Alhafiz K)