Jadi, lanjut Gus Miftah, pilihannya cuma tiga; yang punya ilmu dengan ilmunya, yaitu mulang (mengajar); yang punya harta dengan hartanya nyumbang (menyumbang); yang punya tenaga dengan tenaganya rewang (membantu).
“Jadi pilihannya cuma tiga, yaitu mulang, nyumbang, rewang. Jangan jadi yang keempat, wis ra mulang, ra nyumbang, ra rewang, cangkeme cerewet (sudah tidak mengajar ilmu, tidak menyumbang dengan harta, tidak membantu dengan tenaga, mulutnya cerewet),” jelas ulama muda Nahdlatul Ulama ini.
Pria yang fokus berdakwah bagi kalangan marjinal ini menyebut bahwa, LAZISNU adalah salah satu wadah untuk menampung sedekah yang dikelola dengan tepat sasaran.
“Maka titipkan sedekahmu, titipkan infakmu dan titipkan zakatmu melalui LAZISNU. Insya Allah akan berdaya guna dan tepat sasaran,” ajak Gus Miftah.
Seperti diwartakan sebelumnya, kegiatan yang digelar NU Care-LAZISNU bersinergi dengan Komunitas Istimewa Asya Azza di Hotel Grand Keisha, Yogyakarta, yaitu penyaluran bantuan dana untuk pengadaan kursi roda dan alat bantu dengar bagi anak-anak berkebutuhan khusus, yang dihadiri Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini dan ceramah disampaikan oleh Gus Miftah.
Kontributor: Wahyu Noerhadi
Editor: Abdullah Alawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menata Pola Hidup Positif Pasca-Ramadhan
2
Khutbah Jumat: Meraih Pahala Berlimpah dengan Puasa Syawal
3
Khutbah Jumat: Syawal, Menjalin Silaturahmi dan Memperkokoh Persatuan Bangsa
4
Hukum Mengulang Akad Nikah karena Grogi
5
Kalahkan Australia 1-0, Timnas Indonesia Berpeluang Lolos Fase Grup Piala Asia U-23 2024
6
Sejarah Awal Berdirinya Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon
Terkini
Lihat Semua