Nasional

Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas Guguran, Hujan Air Disertai Abu Vulkanik Terjadi di Boyolali dan Magelang

Sab, 9 Desember 2023 | 13:00 WIB

Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas Guguran, Hujan Air Disertai Abu Vulkanik Terjadi di Boyolali dan Magelang

Awan Panas Guguran (APG) Gunung Merapi terpantau dari Pos Pengamatan Babadan, Jumat (8/12). (BPPTKG/Pos Babadan)

Jakarta, NU Online

Gunung Merapi telah mengalami peningkatan aktivitas pada Jumat (8/12) dengan terjadinya awan panas guguran (APG) pada pukul 14.46 Waktu Indonesia Barat (WIB). Berdasarkan pantauan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), arah angin dari letusan tersebut terdeteksi mengarah ke utara. Sebelumnya, BPPTKG juga melaporkan adanya hujan dengan intensitas tinggi di sekitar wilayah puncak Gunung Merapi.


Data yang direkam dari seismogram BPPTKG menunjukkan serangkaian luncuran APG yang terjadi beberapa kali, dimulai dari pukul 14.49 WIB dengan durasi mencapai 360 detik dan amplitudo maksimal (amak) sebesar 73 mm. Luncuran APG terus tercatat pada beberapa waktu berikutnya dengan variasi durasi dan amplitudo, serta jarak luncur yang terdeteksi mencapai 3.500 meter ke arah Barat Daya (Kali Krasak).


BPPTKG mengonfirmasi bahwa APG tersebut terpantau di dua pos pengamatan, yakni Pos Jurangjero dan Pos Babadan, walaupun pengamatan visual sedikit terhalang oleh kabut tebal dan hujan.


Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi di Babadan Yulianto menyatakan bahwa secara visual APG terlihat berwarna kelabu pekat namun tertutup oleh kabut putih. Dia juga menginformasikan bahwa hujan abu vulkanik bercampur air telah mencapai beberapa wilayah, termasuk Desa Krinjing dan Desa Paten di Kabupaten Magelang serta Desa Stabelan, Desa Klakah, dan Desa Tlogolele di Kabupaten Boyolali.


"Berdasarkan laporan tim yang sedang piket dari Pos Babadan melaporkan visual sementara tertutup kabut. Namun memang terpantau ada APG Gunung Merapi. Hujan abu campur air terjadi di Desa Krinjing, Desa Paten, Desa Tlogolele, Desa Klakah, Pak," ujarnya dilansir dari situsweb BNPB.


Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Suratno, menyatakan bahwa timnya telah bergerak menuju lokasi terdampak setelah menerima laporan dari Tim Siaga Desa (TSD) Tlogolele.


"Tim BPBD sudah menuju lokasi. Tim yang bergerak kami upayakan agar memperhatikan keselamatan, mengingat saat ini sedang terjadi hujan dan APG masih berlangsung. Kalau tidak memungkinkan ya sudah. Kita tunda namun tetap memonitor laporan dari tim TSD," ujarnya.


Kemudian Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Wasito mengatakan bahwa hujan air bercampur abu vulkanik dirasakan di lima desa di Kecamatan Dukun dan Kecamatan Sawangan. Tim BPBD Kabupaten Magelang sudah bersiaga di sejumlah titik lokasi yang dinilai paling rawan dan berpotensi terdampak paling parah.


"Tim BPBD Kabupaten Magelang sudah stand by di sejumlah lokasi," jelas Edi.


Ia menghimbau kepada masyarakat agar tidak beraktivitas di sepanjang sungai seperti Sungai Senowo, Sungai Bebeng dan Sungai Lamat, mengingat saat ini sedang terjadi hujan di wilayah puncak Gunung Merapi, sehingga dapat berpotensi terjadi banjir lahar dingin.


"Kami sudah menghimbau dan melarang segala aktivitas masyarakat khususnya di sepanjang aliran Sungai Senowo, Sungai Bebeng dan Sungai Lamat. Karena bisa berpotensi terjadi banjir lahar dingin," pungkasnya.