Nasional

Grand Syekh Al-Azhar Berdialog Terbuka dengan Ketum PBNU

Rab, 2 Mei 2018 | 12:12 WIB

Grand Syekh Al-Azhar Berdialog Terbuka dengan Ketum PBNU

Grand Syekh Al-Azhar Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb dan Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj. Foto. Nurdin/NU Online

Jakarta, NU Online 
Grand Syekh Al-Azhar Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb berdialog dengan Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj di Gedung PBNU, Jakarta, Rabu (2/5). Dialog terbuka untuk umum tersebut berlangsung selepas maghrib, mundur dari jadwal sebelumnya, selepas asar. 

Dialog dimulai dengan pemaparan Kiai Said dalam bahasa Arab yang memperkenalkan tentang sejarah NU yang didirikan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari. Salah seorang ulama dari Mesir, Syekh Ghonaim Al-Mishri menjadi salah seorang pengurus awal di NU. 

NU, lanjutnya, adalah organisasi Islam yang berhaluan Ahlussunah wal Jamaah yang berpegang pada salah satu dari empat mazhab. Sementara dalam teologi berpedoman pada Syekh Junaid Al-Baghdadi dan Al-Maturidi, sementara dalam tasawuf kepada Imam Al Ghazali. 

Kiai Said memaparkan, NU memiliki puluhan juta anggota, memiliki badan otonom pemuda, pemudi, dan ibu-ibu, pelajar, organisasi tarekat, qiroaah, dan lain-lain. 

Sementara Grand Syekh, sebagaimana yang diterjemahkan Kiai Said, mengajak untuk tidak membesarkan perbedaan-perbedaan di kalangan umat Islam, tapi justru harus mencari persamaannya. 

Ia juga meminta agar tidak mudah mengkafirkan kepada orang yang melakukan shalat sebagaimana shalatnya orang Islam. Termasuk jangan mengkafirkankan kepada orang yang bermaksiat. 

Ia juga meminta agar jangan fanatik aliran keagamaan. Menurut dia, mereka yang fanatik adalah orang-orang awam dari kelompoknya. 

Ketika berita ini ditulis, dialog masih berlangsung yaitu sesi tanya jawab. 

Hadir pada kesempatan itu,Wakil Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar, KH Quraish Syihab, Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, dan pengurus serta warga NU. (Abdullah Alawi)