Nasional

Gerhana Matahari pada Masa Nabi Terdahulu

Sel, 24 Desember 2019 | 06:30 WIB

Gerhana Matahari pada Masa Nabi Terdahulu

Ilustrasi gerhana matahari.

Jakarta, NU Online
Gerhana matahari juga pernah terjadi pada masa beberapa nabi terdahulu. Pada masa Nabi Muhammad, gerhana matahari terjadi bersamaan dengan meninggalnya putra Rasulullah yang bernama Ibrahim. Hal tersebut membuat mereka menghubung-hubungkan peristiwa alam tersebut dengan peristiwa wafatnya Ibrahim yang masih bayi.

“Sebagian umat Islam mengira ada hubungan antara kedua peristiwa tersebut,” kata Muhammad Ma’rufin Sudibyo, pengurus Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), kepada NU Online pada Selasa (24/12), berdasarkan data hisab Five Millenium Canon of Solar Eclipses yang disilangkan dengan data sejarah.
 

Usai pemakaman, Rasulullah SAW pun menjelaskan bahwa keduanya tidak saling berkaitan satu sama lain karena masing-masing merupakan peristiwa alam biasa. “Usai memakamkan putranya Rasulullah SAW menjelaskan gerhana tidaklah berhubungan dengan hidup matinya seseorang,” ujarnya.

Dia menjelaskan, gerhana matahari cincin tersebut terjadi pada tanggal 29 Syawwal 10 H / 27 Januari 632 M di Kota Madinah. “Gerhana ini nampak sebagai gerhana sebagian di pagi hari dengan 76 persen cakram matahari tertutupi saat puncak gerhana,” terangnya.

Ma’rufin juga menyampaikan bahwa peristiwa gerhana matahari menarik lainnya adalah pada 24 November 569 M, yang terjadi berdekatan dengan masa kelahiran Rasulullah SAW. Saat itu, terjadi peristiwa gerhana matahari total (GMT). Namun, gerhana nampak sebagian di Kota Makkah. 
 

“Di Kota Suci Makkah, gerhana itu nampak sebagai gerhana sebagian di pagi hari dengan 64 persen cakram matahari tertutupi,” katanya.

Terdapat pula gerhana matahari total pada tanggal 9 Mei 1533 SM yang bertepatan dengan masa Nabi Ibrahim AS di tanah Palestina. Menurutnya, gerhana tersebut berlangsung kala matahari dalam proses terbenam. 

Di samping itu, Ma’rufin juga menyebut bahwa pernah juga terjadi gerhana matahari cincin (GMC) yang bertepatan dengan pertempuran puncak penaklukan tanah Palestina oleh pasukan di bawah pimpinan Nabi Yusya’, tepatnya pada tanggal 30 Oktober 1207 SM. 
 
Untuk diketahui, gerhana matahari terjadi saat bumi, bulan dan matahari benar-benar sejajar dalam satu garis lurus ditinjau dari perspektif tiga dimensi dengan bulan berada di antara bumi dan matahari.  
 

Dalam khasanah ilmu falak, gerhana matahari terjadi bersamaan dengan konjungsi bulan–matahari (ijtimak) dengan bulan menempati salah satu di antara dua titik nodalnya, titik potong khayali di langit di mana orbit bulan tepat memotong ekliptika (masir asy–syams), yakni bidang edar orbit bumi dalam mengelilingi matahari. 
 
Sebagai akibat kesejajaran tersebut maka pancaran sinar matahari yang menuju ke bumi akan terblokir sedikit oleh bulan. Hal itulah yang menyebabkan gerhana matahari selalu terjadi pada siang hari.

Pewarta: Syakir NF
Editor: Muchlishon