Gerakan Lawan Korupsi Berlanjut di Lampung
NU Online · Selasa, 15 September 2015 | 11:04 WIB
Bandar Lampung, NU Online
Aktivis Gusdurian di Lampung menggelar diskusi “Melawan Korupsi” di jalan Zainal Abidin Pagar Alam nomor 95, Gedung Meneng, Rajabasa, Bandar Lampung. Di samping Museum Lampung, mereka bersama aktivis lainnya mencemaskan keadaan birokrasi yang lazim dengan tindakan kejahatan korupsi.
<>
"Pendidikan kita saat ini masih menolak pemikiran kritis. Padahal itu diperlukan guna melawan korupsi. Jika KPK bergerak di hilir, maka Gusdurian bergerak di hulu, dengan melakukan diskusi-diskusi semacam ini," ujar WD Faturahman Syam, Gusdurian Tanggamus menanggapi diskusi itu, di Bandar Lampung, Selasa (14/9).
Di sekretariat Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI), Paguyuban Keluarga Cirebonan, Gusdurian Lampung dan Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) itu, Koordinator Nasional Gusdurian Alissa Wahid memberikan gambaran bagaimana tingkat korupsi di Indonesia yang parah.
Menurut putri pertama Gus Dur itu, sejumlah oknum pejabat negara saat ini dengan gampangnya membujuk para ulama untuk melakukan korupsi karena sistem buruk itu sudah menggejala di birokrasi.
"Kondisi ini mengingatkan kecemasan Bung Hatta, Indonesia akan bahaya jika korupsi sudah menjadi budaya," ujar Alissa lagi.
Aktivis Gusdurian Lampung Gatot Arifianto mengatakan, undangan diskusi itu disampaikan terbatas tidak lebih dari 20 orang. Namun yang hadir kurang lebih 50 orang. Hal tersebut, menurut dia, merupakan tanda baik gerakan melawan korupsi mendapat dukungan.
Hadir pada diskusi dipandu Gus Aryo dari Laskar Sarungan itu Ketua HIPSI Lampung H Abdul Karim, Ketua Lakpesdam NU Lampung Fatikhatul Khoiriyah, Presidium KMNU Unila Ahmad Saroji, Aliansi Pers Mahasiswa Lampung Leni Marlina, alumni Civic Education for Future Indonesia Leaders (CEFIL) dan aktivis HMI Unila Siti Nurfitriana, Koordinator Forum Demokrasi Lampung Nopi Juansyah, aktivis kemanusiaan Oki Hajiansyah Wahab, IPNU, PMII Bandar Lampung, dan Komunitas Anti Politik Uang NPWP (Nomor Piro Wani Piro) dari Kota Metro. (Syuhud Tsaqafi/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
4
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
5
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua