Generasi Muda Diharap Waspadai Bangkitnya Komunis
NU Online Ā· Senin, 8 April 2013 | 12:02 WIB
Pasuruan, NU Online
Generasi muda hendaknya memahami sejarah bangsa secara utuh. Dengan demikian mereka dapat waspada terhadap upaya berbagai kalangan yang ingin mengaburkannya. Termasuk propaganda dengan bingkai globalisasi.<>
Kesadaran itulah yang disampaikan sejumlah narasumber pada seminar nasional bertajuk āMengantisipasi Bahaya Laten Komunisā yang diselenggarakan Pengurus Cabang Ā Lembaga dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (PC LPBHNU) Kabupaten Pasuruan (8/4).Ā
Tampil sebagai pemateri, KH A Hasyim Muzadi (Rais PBNU), Brigjen Pol Anton Taba (Mabes Polri), Mayjen Pur Kivlan Zain, serta H Slamet Effendy Yusuf (Ketua PBNU). Kegiatan diselenggarakan di Gedung Serbaguna Pemkab Pasuruan.
Semua narasumber menyadari bahwa generasi muda sekarang tidak pernah mengalami peristiwa kekejaman yang dilakukan para komunis dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).Ā
āMereka hidup pada masa dimana PKI sudah tidak lagi ada,ā tandas KH A Hayim Muzadi. āKarena itu, tugas kita semua untuk menceritakan kejadian tersebut kepada generasi muda,ā tandas mantan Ketua Umum PBNU dua periode ini.Ā
Brigjen Pol Anton Taba mengakui secara aturan, keberadaan komunisme telah dilarang, namun penyebaran ajaranya masih tumbuh subur di negeri ini. Ā
āPerlu kewaspadaan agar generasi muda tidak terpengaruh oleh ajakan mereka,ā katanya.
Di hadapan para kiai dan pemimpin organisasi sosial se Jawa Timur tersebut, H Muzammil Syafii yang juga Ketua LPBH NU Pasuruan tidak bisa menyembunyikan keprihatinannya atas kian tergerusnya para generasi muda dengan ajakan tersebut.Ā
āYang membuat kita sangat prihatin ternyata tidak sedikit para santri yang terhinggapi ajaran mereka,ā ungkapnya.Ā
Hal ini dengan tampilnya para generasi muda dengan semangat liberalism. Tidak sedikit dari pimpinan gerakan ini adalah para santri yang dulunya belajar cukup lama di pesantren. Padahal kalau diteliti dengan seksama, liberalisme sama dan sebangun dengan komunisme.Ā
āItu hanya beda tampilan, namun hakikat liberalisme adalah komunisme dan atheisme,ā kata mantan Wakil Bupati Pasuruan ini.
Karena itu para aktifis organisasi sosial keagamaan seperti NU harus segera mengambil langkah-langkah kongkrit agar kecenderungan tersebut dapat dibendung.Ā
āBisa dengan pendalaman aqidah serta mengoptimalkan lembaga yang sudah ada,ā tandasnya.
Menghadapi pemilihan calon anggota legislative yang akan segera digelar, Muzammil berharap menjadi momentum untuk melakukan seleksi ketat kepada pegiat komunisme.Ā
āJangan pilih calon wakil rakyat yang berlatarbelakang atau yang memiliki pandangan komunis,ā pungkasnya.
Redaktur Ā Ā : Mukafi Niam
Kontributor: Syaifullah
Terpopuler
1
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
2
Gus Yahya: NU Bergerak untuk Kemaslahatan Umat
3
Munas Majelis Alumni IPNU Berakhir, Prof Asrorun Niam Terpilih Jadi Ketua Umum
4
Ketum PBNU Resmikan 13 SPPG Makan Bergizi Gratis di Lingkungan NUĀ
5
Di Tengah Fenomena Bendera One Piece Badan Siber Ansor Ajak Generasi Muda Hormati Merah Putih
6
Cek Kesehatan Gratis Sekolah Mulai 4 Agustus 2025, Sasar 53 Juta Siswa di Seluruh Indonesia
Terkini
Lihat Semua