Nasional WISUDA KE-19 IIQ JAKARTA

Generasi Milenial Qurani Diharapkan Bisa Melewati Era Industri 4.0

Sab, 25 Agustus 2018 | 09:45 WIB

Tangerang Selatan, NU Online
Generasi milenial yang bergelut di bidang Al-Qur'an diharapkan dapat akan dapat melewati gelombang disrupsi dan era industri 4.0. Ajaran dan nilai-nilai Al-Qur'an akan menjadi bekal dalam melewati gelombang perubahan dunia.

Demikian disampaikan Kepala Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek) Kemenristekdikti Sri Setiawati pada acara Wisuda Sarjana Institut Ilmu Alqur'an (IIQ) Jakarta yang ke-19 dan Dies Natalis yang ke-41, di gedung Puspitek Serpong, Sabtu (25/8).

"Generasi milenial qurani harusnya mampu mampu melewati gelombang perubahan saat ini dan di masa yang akan datang," ujarnya.

Sri Setiawati menyampaikan, pada abad ke-21, ilmu pengetahuan dan teknologl telah berkembang dengan cepat. Di era yang disebut era industri 4.0 semua kejadian di dunia secara cepat dapat diketahui dan tak berbatas. Dunia sudah menjadl sebuah desa global (global village).

"Dunia hari ini sedang menghadapi fenomena disruption (disrupsi), situasi dimana pergerakan dunia Industri atau persaingan tidak lagi linear. Perubahannya sangat cepat dan fundamental dengan mengacak-acak pola tatanan lama untuk menciptakan tatanan baru," ujarnya.

Gelombang teknologi baru menginisiasi lahirnya model bisnis baru dengan strategi leblh inovatif dan disruptif. Cakupan perubahannya luas mulai dari dunia bisnis, perbankan, komunikasi, transportasi, sosial masyarakat hingga pendidikan.

Menurutnya, era ini akan menuntut setiap orang untuk berubah dan mampu beradaptasi. Pada titik inilah niai-nilai Alquran meniadi petunjuk yang universal dan sepanjang waktu bagi kehidupan manusia.

Sejatinya teknologi hadir untuk membantu manusia dalam menjalankan fungsi utamanya menjadi khalifah fil ardh. Dengan peran lni, manusia bisa menjaga alam dan makhluk yang lainnya dengan pengaturan terbalk dari Sang Pencipta. Namun bila kemajuan teknologi justru mengancam eksistensi manusia, maka selayaknya menjadi evaluasl bersema. 

"Oleh karena itu peradaban dunia di era digital ini haruslah dijadikan peluang.  Ilmu pengetahuan dan teknologi ini dapat dimanfaatka untuk sebesar-besarnya bagi kemaslahatan umat manusia," pungkasnya. (Red: Fathoni)