Nasional

Farida Farichah: Rencana Pengawasan Ujian Nasional Berlebihan

NU Online  ·  Sabtu, 13 April 2013 | 11:20 WIB

Jakarta, NU Online
Rencana pengawasan Ujian Nasional (UN) dinilai terlalu berlebihan. Salah satu provinsi di Jawa misalnya melibatkan sedikitnya 7000 aparat kepolisian untuk mengawal UN yang akan dimulai pada Senin (15/4).

<>

Demikian disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PP IPPNU) Farida Farichah kepada NU Online per telepon, Sabtu (13/4) siang.

“Pengawasan ketat itu dilakukan mulai keluarnya logistik; soal ujian berikut kunci jawabannya dari Kemendikbud hingga sampai di tangan Diknas masing-masing,” kata Farida Farichah.

Pengawasan ketat, lanjut Farida, dimaksudkan untuk pengawalan dan penekanan tingkat kecurangan massal oleh siswa, guru, maupun pihak sekolah itu sendiri. namun, pengawasan berlebihan berdampak pada lain hal yang cukup serius.

Farida menambahkan, pengawasan berlebihan mengganggu psikologis para siswa. Dengan pengawasan berlapis yang melibatkan satuan aparat keamanan, konsentrasi para siswa dalam menghadapi UN terganggu. Pengawasan berlebihan cenderung menempatkan para siswa sebagai korban.

Sebenarnya, ungkap Farida, pengawasan itu cukup dilakukan sederhana. Hanya saja persiapan pengawasan itu dilakukan dengan menanamkan nilai kejujuran untuk tidak menyontek pada diri siswa, guru, dan pihak sekolah jauh hari sebelum UN.

Jadi, kejujuran semua pihak mesti menjadi modal utama bagi pelaksanaan UN. Karena, aktivitas sontek oleh siswa, pembocoran soal atau jawaban ujian oleh pihak sekolah atau aparat Diknas sebagai tindakan tidak terpuji akan membentuk mental korup, tegas Farida.

Penulis: Alhafiz Kurniawan