Nasional

Empat Fase Munculnya Semangat Jihad Kelompok Ekstremis

NU Online  ·  Sabtu, 22 Juli 2017 | 22:00 WIB

Jakarta, NU Online
Direktur Eksekutif The Wahid Foundation Yenny Wahid mengatakan, seorang tokoh jihadis ekstremis Abu Mus’ab Al-Suri menggolongkan fase jihad itu sudah ada sejak lama sekali, sejak tahun 1930-an. Sampai hari ini, munculnya kelompok jihadis ekstremis terbagi dalam empat fase.

Fase pertama, dari tahun 1930-1960-an. Fase ini adalah fase bangkitnya kesadaran tentang Islam, tentang identitas Islam, tentang Islam menjadi sebuah kekuatan.

“Ini berjalan seiring dengan gagasan nasionalisme. Makanya di Suriah, Al Jazair berkembang, bahkan pengaruhnya ke Indonesia. Dalam konteks Indonesia, deklarasi kemerdekaan kita diiring oleh berbagai penolakan terhadap penjajahan itu juga dengan dalil-dalil Islam misalnya resolusi jihad,” katanya saat menjadi narasumber dalam acara diskusi publik dengan tema Radikalisme di Timur Tengah dan Pengaruhnya di Indonesia di Auditorium Gedung PPSDM Jakarta, Sabtu (22/7) sore.

Fase kedua yaitu dari tahun 1960 hingga 1965. Pada fase ini, Sayyid Quthb merumuskan tentang metodologi dan cara berpikir tentang berbagai macam berdasarkan Islam. Seperti konsep pemerintahan, konsep kesetiaan, tentang musuh Islam, dan monoteisme Islam. Pemikiran-pemikiran Sayyid Quthb sangat berpengaruh di Mesir.

“Pemikiran Sayyid Quthb menjadi basis inteletual dan basis indoktrinasi gerakan mereka. Menarik sekali gerakan ini. Penembakan (Anwar) Sadat juga terinspirasi oleh gerakan-gerakan ini,” jelasnya.

Fase ketiga, antara tahun 1965 hingga 1980-an. Pada fase ini, gerakan-gerakan jihadis sudah melakukan aksi salah satunya adalah konfrontasi militer dengan penguasa. “Sudah mulai serangan-serangan terjadi dimana di Negara-negara Arab,” tuturnya.

Adapun fase keempat, imbuh Yenny, fase kebangkitan baru di Afghanistan seperti Al-Qaeda. Gerakan ini membawa wilayah jihad lebih luas, yakni bukan hanya melakukan aksi-aksi di Negara-negara Islam tetapi juga Negara-negara Barat. Menurut dia, hingga hari ini Al-Qaeda masih ada dan rebutan pengikut dengan ISIS. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)