Nasional ISOMIL

Ekonomi Kelautan, Strategis Atasi Persoalan Kesenjangan dan Kemiskinan

Sen, 9 Mei 2016 | 23:00 WIB

Ekonomi Kelautan, Strategis Atasi Persoalan Kesenjangan dan Kemiskinan

Guru Besar IPB Rokhmin Dahuri (foto: harnas.co)

Jakarta, NU Online
Dunia ekonomi global menghadapi tantangan besar. Hampir semua negara di seluruh dunia mengalami skala penipisan sumber daya alam dan pencemaran lingkungan yang membahayakan kehidupan di bumi.

Sementara itu, warga perkotaan dihinggapi peningkatan stres, ketegangan dan perselisihan dalam urusan manusia, disertai dengan peningkatan semua gejala anomi (penyakit sosial), seperti frustrasi, dan berbagai tindakan kejahatan. Ketidakadilan ekonomi, pengangguran, kemiskinan absolut, dan diskriminasi politik telah banyak dilaporkan dan diyakini sebagai akar penyebab radikalisme dan terorisme.

Demikian beberapa permasalahan yang muncul dewasa ini yang dipaparkan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan yang juga guru Besar IPB Rokhmin Dahuri, pada diskusi “Strategi Mengatasi Kesenjangan dan Kemiskinan” di arena International Summit of Moderate Islamic Leaders (Isomil), di Gedung JCC, Senin (9/5).

Rokhmin mengatakan untuk menghadapi persoalan tersebut, pemerintah dan masyarakat, dapat melakukan beberapa upaya, yaitu penerapkan pengetahuan dan ekonomi berbasis inovasi di semua sektor ekonomi (sektor primer, sekunder, dan tersier); diversifikasi sektor ekonomi dan mengembangkan sektor ekonomi baru seperti ekonomi maritim, ICT (Information Communication Technologies—digunakan dalam dunia pendidikan), bioteknologi, bahan-bahan baru, dan nanoteknologi.

Pemerintah juga harus menyediakan sarana memadai dan infrastruktur berkualitas seperti jalan, saluran listrik, pasokan energi, sarana telekomunikasi dan internet, pelabuhan, bandara dan sebagainya.

Adapun terkait iklim investasi, pemerintah harus menciptakan iklim investasi yang kondusif dan kemudahan untuk melakukan usaha ekonomi, menyediakan kebijakan moneter dan fiskal yang mendorong pertumbuhan yang produktif , kompetitif , dan berkelanjutan.

Rohkmin melanjutkan peningkatkan kapasitas, produktivitas, dan kualitas sumber daya manusia perlu diupayakan melalui pelayanan kesehatan dan pendidikan, memperkuat dan meningkatkan R&D (Research&Development) untuk menguasai, berinovasi, dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam industri dan sektor ekonomi.

Selanjutnya Rokhmin menyebut adanya peran srategis pesisir dan kelautan untuk pembangunan ekonomi dan kehidupan manusia. Ini didasarkan kenyataan bahwa sekitar 72% dari permukaan bumi ditutupi oleh lautan dan samudra. Pantai dan lautan diberkati dengan potensi pengembangan yang sangat besar dalam bentuk sumber daya terbarukan, sumber daya tak terbarukan, dan jasa lingkungan yang hingga saat ini belum dimanfaatkan secara optimal.

Sekitar 85 persen dari komoditas dan produk diperdagangkan secara global yang diangkut oleh kapal melalui laut dan samudera. Pantai dan lautan memainkan peran penting dalam dinamika iklim global, siklus hidrologi, siklus bio-geo-kimia, dan fungsi pendukung kehidupan lainnya.

Untuk itu, masyarakat dan pemerintah harus siap dan ikhlas untuk mengubah diri, pertama pada persepsi bahwa menjadi pengusaha itu tidak Islami, sehingga semuanya hanya berkeinginan menjadi PNS, pengamat atau politikus. Padahal negara maju jumlah pengusahanya harus lebih banyak.

Kepada generasi muda, Rokmin berharap agar terus mengembangkan diri pada kemampuan teknologi, kecerdasan emosi, dan semangat tidak mudah menyerah. (Kendi Setiawan/Mahbib)