Nasional

Dua Wasiat Mbah Zainal kepada Keluarga dan Santri

NU Online  ·  Senin, 17 Februari 2014 | 04:01 WIB

Yogyakarta, NU Online
Semoga Mbah Zainal diberikan khusnul khotimah. Dan amal ibadahnya diterima oleh Allah Swt. Kebaikannya tidak kita ragukan lagi.
<>
Hal demikianlah yang menjadi pembuka doa dan sambutan Rais Suriah PWNU DI Yogyakarta KH Asyhari Abta sebelum jenazah KH Zainal Abidin Munawwir disemayamkan di makam Sorowajan, Ahad (16/02).

KH Ashari Abta juga menyampaikan beberapa wasiat yang diberikan Mbah Zainal kepada keluarga dan santri.

“Wasiat pertama yang diberikan oleh Mbah Zainal adalah untuk memakamkan jasadnya di Sorowajan. Dan yang kedua, santri dan keluarga agar bisa meneruskan amaliyahnya yang berupa (menghidupkan) Madrasah dan pondok pesantren,” ungkap KH Asyhari Abta.

Dia juga mengatakan, meninggalnya Mbah Zainal membuat keprihatinan yang mendalam. Cara Allah mencabut ilmu di dunia ini adalah melalui wafatnya para alim. KH. Asyhari Abta berharap para santri mengaji dengan serius untuk meneruskan perjuangan gurunya ini.

“Jika para alim banyak yang sudah wafat, masyarakat memilih pemimpin yang bodoh. Maka pemimpin seperti itu adalah sasar menyasarkan,” ungkapnya.

Mbah Zainal dimakamkan di Sorowajan, Ahad, sekitar pukul 14.00 WIB usai dishalati ratusan kali sejak Sabtu malam. Ribuan santri, alumni, dan warga dari berbagai daerah berbondong-bondong turut mengantarkan jenazah pengasuh Pondok Pesantren al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, ini. 

Mbah Zanal dikenal luas sebagai sosok yang amat zuhud, alim, dan wira’i dalam kesehariannya. Ia tumbuh di lingkungan pesantren. Mbah Zainal merupakan murid langsung dari KH Ali Maksum, Rais Aam PBNU 1980-1984. (Nur Sholikhin/Mahbib)

 

Foto: KH Zainal Abidin Munawir bersama Rais Aam PBNU alm KH MA Sahal Mahfud dalam sebuah forum NU di Krapyak