Nasional

Di Hari Santri, Presiden Jokowi Cerita Proses Dapat Tambahan 20 Ribu Kuota Haji 2024

Ahad, 22 Oktober 2023 | 10:30 WIB

Di Hari Santri, Presiden Jokowi Cerita Proses Dapat Tambahan 20 Ribu Kuota Haji 2024

Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan pada Apel Hari Santri 2023 di Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (22/10/2023.

Surabaya, NU Online

 

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengumumkan penambahan kuota haji Indonesia sebanyak 20 ribu. Pengumuman itu disampaikan saat sambutan Apel Hari Santri di Lapangan Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (22/10/2023).

 

Penambahan kuota haji sebanyak 20 ribu bermula saat kunjungan Jokowi di Arab Saudi. Di mana pada Hari Jumat (22/10/2023) ia diajak makan oleh Pangeran Muhammad bin Salman As-Saud.

 

"Hari Jumat saya diajak makan siang oleh pengeran mahkota, paduka yang mulia Muhammad Salman As-Saud. Saya senang bukan karena makan siangnya, beliau saat itu menyampaikan banyak hal yang berkaitan dengan hubungan Indonesia dan Arab Saudi," ujarnya.

 

Setelah makan siang Jokowi menyampaikan, perihal jamaah haji Indonesia yang harus menunggu 47 tahun lamanya.

 

"Beliau kaget, benar Presiden Jokowi. Iya benar yang mulia harus ada yang menunggu 47 tahun. Karena beliau senang, saya masuk mohon ada tambahan kuota haji. Menambah kuota haji itu sulit sekali, pas beliau senang saya baru bisa ngomong mohon ditambah kuota hajinya untuk Indonesia, karena penduduk Indonesia sekarang 278 juta," terangnya.

 

Lalu secara spontan Pangeran Muhammad bin Saud mengatakan, besok pagi-pagi saya beri informasi Presiden Jokowi berapa tambahan kuota hajinya.

 

"Alhamdulillah paginya saya diberitahu sudah diputuskan oleh Muhammad bin Salman bahwa tambahan kuotanya adalah 20 ribu, ini jumlah yang sangat besar, sehingga yang nunggu 47 tahun bisa menjadi mungkin 45 tahun atau 40 tahun. Tetapi paling tidak maju, patut untuk disyukuri, 20 ribu bukan angka yang kecil," imbuhnya.

 

Sebelumnya Presiden Jokowi menyampaikan bahwa santri dan pondok pesantren merupakan pondasi kokoh bangsa dan sudah terbukti sejak zaman pergerakan kemerdekaan.

 

"Sehingga sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim dan memiliki lebih dari 36 ribu pondok pesantren merupakan sebuah kekuatan besar masa depan penentu lompatan bangsa dan penentu cita-cita keberhasilan bangsa," ujarnya.

 

Lebih lanjut ia menceritakan pada tahun 2015, saat dirinya berkunjung ke Jawa Timur, pada salah satu pondok pesantren di Kabupaten Malang, ada usulan dari para santri dari para kiai dan para santri untuk memutuskan adanya Hari Santri.

 

"Tetapi saat itu saya belum presiden. Kemudian setelah terpilih saya jadi presiden, saya ingat betul usulan dari pondok pesantren di Kabupaten Malang. Kita kaji kemudian kita tindak lanjuti, kita putuskan adanya Presiden Lewat Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 2015. Dan sejak itulah memiliki yang namanya Hari Santri," ujarnya.