Nasional

Derajat Tinggi Orang yang Berilmu

NU Online  ·  Jumat, 25 Juli 2014 | 01:10 WIB

Klaten, NU Online
Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan  Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Kabupaten Klaten menggelar kajian kitab karya Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, "Irsyadus Sari", Ahad (20/7). Kajian putaran ketiga tersebut digelar di Gedung PCNU Klaten, Klaten, Jawa Tengah.
<>
Pada kesempatan kali ini, pengasuh kajian KH. Drs. Nawawi Syafi'i, membahas bagian awal pada bab pertama dari kitab Adâb al 'Âlim wa al Muta'allîm, tepatnya bab yang menerangkan keutamaan ilmu, orang yang berilmu, orang yang mengajarkan ilmu, dan orang yang mempelajari ilmu.

Diterangkan oleh Kiai Nawawi,  bahwa berdasarkan perkataan Ibnu 'Abbas yang dikutip oleh KH. Hasyim Asy'ari pada kitab tersebut, perbedaan antara orang yang beriman dengan orang yang beriman dan berilmu adalah sebesar tujuh derajat, sedangkan jarak masing-masing derajat adalah 500 tahun.

“Maka dari itu, mempelajari ilmu sangat memiliki keutamaan dan meninggikan derajat orang yang berilmu, seperti firman Allah SWT pada Q.S. Al Mujadalah ayat 11 dan Q.S. Âli 'Imrân ayat 18,” terang Pengasuh Pesantren Roudlotush Sholihin Batur Ceper Klaten itu.

Kiai juga menekankan bahwa ulama itu bukan yang dipanggil ustadz atau kyai, tetapi orang yang memiliki ilmu dan dengan ilmu itu, orang tersebut menjadi takut (khasy-yah) kepada Allah SWT, seperti firman Allah SWT pada Q.S. Fâthir ayat 28. Selain itu, beliau juga menyampaikan mengenai pentingnya mengamalkan ilmu.

“Memiliki ilmu itu tujuannya adalah untuk diamalkan. Sehingga, buah dari ilmu itu adalah pengamalan ilmu. Jadi, ukuran kemuliaan seseorang bukan diukur dari seberapa banyak ilmu yang dia kuasai, tetapi seberapa dalam ilmu yang dia amalkan”, tuturnya.

Di akhir acara, jelang waktu berbuka puasa, para peserta turut mendoakan warga Palestina dan seluruh kaum muslimin agar senantiasa diberikan kedamaian dan keselamatan. (Ajie Najmuddin/Mahbib)