Surabaya, NU Online
Proses belajar mengajar serta capaian yang akan diraih hendaknya dapat dirancang sejak awal. Hal tersebut antara lain dapat dilakukan dengan media atau washilah yakni teknologi informasi.
Hal ini disampaikan Agus Zainal Arifin saat menerima rombongan dari Madrasah Aliyah Unggulan KH Abdul Wahab Hasbulloh atau MAUWH Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Sabtu (20/1). Mereka mendapat penjelasan seputar pemanfaatan teknologi bagi kemudahan serta terukurnya proses belajar mengajar di ruang rapat Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) gedung rektorat Institut Teknologi Sepuluh Nopember atau ITS.
Awalnya, rombongan yang merupakan guru senior dan pejabat di MAUWH menyampaikan berbagai kesulitan yang kerap dialami dan harapan yang ingin diraih saat proses belajar mengajar selama ini. “Dari mulai keterbatasan sarana dan prasarana, sumber daya manusia, hingga kecenderungan peserta didik yang kebablasan dalam menggunakan media sosial dan sejenisnya,” kata Ustadz Abdul Haris.
Usai mendengar sejumlah problem yang dihadapi rombongan, Agus Zainal Arifin menjelaskan strategi pemanfaatan teknologi informasi dalam peningkatan kualitas pembelajaran, perluasan akses pendidikan, dan pengaturan tata kelola yang baik.
Dekan FTIK ITS tersebut juga mendemonstrasikan penggunaan e-learning atau sistem maupun konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Uniknya, Pak Agus, sapaan akrabnya juga menjelaskan sekaligus menunjukkan bagaimana e-learning berbasis moodle digunakan untuk keperluan mengajar selama ini di ITS.
“Moodle memiliki kemampuan dalam menampilkan capaian pembelajaran, menyimpan bahan belajar, merekap nilai tugas dan ujian, serta mengelola asesmen melalui kuis daring atau online,” kata mantan Rais Syuriyah PCINU Jepang tersebut. Dan semuanya dijelaskan Pak Agus dengan baik.
Tidak berhenti sampai di situ, alumnus program doktor di Universitas Hirosyhima Jepang ini juga memberikan berbagai kemudahan dengan memanfaatkan teknologi tersebut. “Pembelajaran fiqih, nahwu, sharaf, dan mata pelajaran lainnya dapat dilakukan melalui penggunaan aplikasi berbasis android yang dapat diintegrasikan dengan berbagai bahan belajar digital di madrasah,” terangnya.
Sehingga selama pertemuan yang berlangsung kurang lebih tiga jam tersebut, rombongan juga belajar cara penggunaan aplikasi penjadwalan kelas. Termasuk aplikasi teka-teki silang untuk latihan perbendaharaan kosa kata atau mufradat, aplikasi sistem informasi madrasah dan perpustakaan, serta berbagai perangkat lunak lain yang berhubungan dengan tata kelola pendidikan.
Di ujung penjelasannya, Pak Agus sangat terbuka bagi berbagai kalangan untuk melakukan perbaikan rencana, layanan, hingga evaluasi yang harus dilakukan bagi pengelola lembaga pendidikan di pesantren. “Kuncinya adalah komitmen dan istikomah,” tandasnya. (Ibnu Nawawi)