Deklarasi, Gusdurian Madura Siap Berkhidmat pada Gerakan Gus Dur
NU Online · Sabtu, 13 April 2013 | 14:11 WIB
Pamekasan, NU Online
Wafatnya ulama NU KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tidak lantas meredupkan pola pikir keagamaan dan keindonesiaan yang dikembangkannya. Hal demikian, diniatkuatkan oleh para pemuda yang tergabung dalam Gusdurian Madura.<>
Gusdurian Madura, resmi dideklarasikan pada 9 April 2013 lalu. Bertempat di Auditorium STAIN Pamekasan, deklarasi tersebut diawali dengan pemajangan galeri Gus Dur dan bazar buku selama dua hari dari tanggal 7-8 April 2013.
Peristiwa bersejarah tersebut, disaksikan langsung oleh ribuan hadirin dari 4 kabupaten di Madura. Deklarasi Gusdurian Madura ini, sekaligus meneguhkan Gusdurian di 4 kabupaten yang ada di Madura: Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan.
"Alhamdulillah, deklarasi Gusdurian Madura berlangsung sukses. Komitmen kami kian mantap. Yaitu, menggalakkan pemikiran humanis almarhum Gus Dur," terang Ketua Gusdurian Madura, Fudholi Nur, M.Fil dalam rapat pembubaran panitia dan evaluasi di Sekretariat Gusdurian Madura di Jalan Kemuning Pamekasan, Jumat (12/4) malam.
Gusdurian Madura akan berkhidmat pada gerakan pemikiran dan sikap ala Gusdur. Diharapkan, ia juga menjadi sarana akan lahirnya calon penerus dan pemimpin bangsa yang seperti Gus Dur.
"Pemimpin bangsa yang memiliki jiwa humanisme, nasionalisme, dan multikulturalisme. Ini, sebagai modal dasar untuk dikembangkan pada kehidupan masyarakat," terang Ustad Fudholi yang kini kandidat doktor.
Selanjutnya Ustad Fudholi menjelaskan keprihatinannya terhadap kondisi bangsa ini sepeninggal Gus Dur.
"Saat Gus Dur masih hidup, ia akan selalu berada di garis depan guna melindungi dan membela mereka saat mendapat ketidakadilan. Sosok Gus Dur punya pengaruh luar biasa ketika ia bersuara dan ia teguh pendirian membela prinsip kesetaraan dan keadilan," ungkapnya menjelaskan.
Gaya Komunikasi Politik Gus Dur
Di samping pemikiran keagamaan, Gusdurian Madura juga meresapi gaya komunikasi politik Gus Dur. "Membincang gaya komunikasi politik Gus Dur, sama halnya dengan membuka peluang bagi munculna multi-tafsir atas berbagai gaya yang ditampilkannya," ujar Ketua Gusdurian Kabupaten Pamekasan, Moh Anas Farhan.
Menurutnya, sikap politik Gus Dur yang lentur bagai janur menjadikan dirinya sebagai kekuatan yang selalu diperhitungkan siapapun. Gus Dur tidak alergi untuk bertemu dengan berbagai pihak, termasuk dengan orang atau kekuatan politik yang berseberangan dengannya. Membaca Gus Dur ibarat membaca skenario cerita yang diwarnai oleh banyak kejadian tak terduga.
"Gaya komunikasi politik Gus Dur memang unik dan berbeda dengan kebanyakan tokoh nasional maupun internasional. Dia seringkali membuka diskursus di media massa tentang banyak hal. Termasuk persoalan yang bagi sebagian orang dianggap sebagai isu sensitif," terang Miftahul Kamil, Sekretaris Gusdurian Madura yang diamanahi sebagai Ketua Panitia Deklarasi Gusdurian Madura.
Mengkritik dan bersikap oposan terhadap orang dan kelompok tertentu yang dianggap menyeleweng, selanya, seolah menjadi trade mark diri Gus Dur.
"Ide besar yang selalu diusung oleh Gus Dur selama ini adalah proses demokratisasi di Indonesia yang sedang mengalami peralihan," terangnya.
Dikatakan, kalau diperhatikan betul, Gus Dur selalu membuat berbagai diskursus publik untuk menjelaskan berbagai aktivitas atau sikap. Itu, yang berhubungan dengan tumbuhnya kekuasaan yang demokratis.
"Selain itu, mempengaruhi publik untuk mengubah dan mempertahankan suatu bentuk susunan masyarakat yang demokratis pula," tukasnya.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Hairul Anam
Terpopuler
1
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
2
Aksi ODOL Tak Digubris Pemerintah, Sopir Truk Mogok Kerja Nasional Mulai 13 Juli 2025
3
Mas Imam Aziz, Gus Dur, dan Purnama Muharramnya
4
Santri Kecil di Tuban Hilang Sejak Kamis Lalu, Hingga Kini Belum Ditemukan
5
Gus Yahya: Sanad adalah Tulang Punggung Keilmuan Pesantren dan NU
6
PM Spanyol Sebut Israel Dalang Genosida Terbesar Abad Ini
Terkini
Lihat Semua