Dari Yaman sampai NTT, Nahdliyin Gelar Tahlil Kiai Sahal
NU Online · Jumat, 31 Januari 2014 | 03:59 WIB
Jakarta, NU Online
Suasana duka masih dirasakan oleh warga dan pengurus NU setelah meninggalnya Rais Aam KH Sahal Mahfudh. Bacaan Yasin dan tahlil terus dikumandangkan oleh warga NU dari seluruh pelosok tanah air dan di belahan dunia lainnya.
<>Jajaran PWNU Nusa Tenggara Timur bersama imam masjid se-kota Kupang menggelar tahlil dan Yasin bersama peringati malam ketujuh meninggalnya KH Sahal Mahfudh di Masjid At-taqwa Naikoten Koten Kota Kupang, Kamis (30/1).
Hadir dalam tahlil dan yasisnan bersama, pengurus Wilayah NU NTT, Imam Masjid se-kota Kupang dan seluruh banom NU NTT. Yakni, GP Ansor, Banser, IPNU, PMII Kupang dan sejumlah Alumni PMII.
Ketua PW NU NTT Jamaludin Ahmad dalam sambutan mengatakan tokoh ulama dan tokoh negara seperti almarhum KH Sahal Mahfudh harus sudah menjadi dia sebagai panutan umat dan panutan bangsa karena ia adalah ulama dan tokoh negarawan.
Di Pekalongan, PCNU Kota juga menggelar tahlil pada Rabu (29/1). Acara yang berlangsung di Gedung Aswaja Jalan Sriwijaya 2 Pekalongan dihadiri oleh jajaran pengurus cabang, lembaga, badan otonom, pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) dan Ranting NU se Kota Pekalongan diisi dengan pembacaan surat Yasin dan tahlil.
"Kegiatan peringatan tujuh hari wafatnya mbah Sahal merupakan inisiatif kami warga Nahdliyin sebagai bentuk rasa cinta dan hormat kepada beliau sebagai pemimpin tertinggi di Nahdlatul Ulama," ujar Sekretaris PCNU Kota Pekalongan H Muhtarom.
Sementara itu, Rais Syuriyah PCNU Kota Pekalongan KH Zainuri Zainal Mustofa melihat sosok Mbah Sahal adalah figur yang sangat moderat dan tidak kaku dalam menerapkan hukum Islam.
Menurutnya, KH Sahal disamping disiplin dalam penerapan hukum Islam juga toleran terhadap masalah lain seperti dalam pendirian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang pertama ia mendirikan BPR syari'ah karena menganggap praktek bank konvensional dianggap riba dan BPR syari'ah sebagai solusi agar masyarakat terhindar dari transaksi ribawi yang memang dilarang dalam Islam.
Akan tetapi di lain waktu, ujar Kiai Zainuri, Mbah Sahal juga mendirikan BPR konvensional, karena untuk melayani masyarakat yang masih belum percaya penuh terhadap lembaga keuangan berlabel syari'ah, apalagi memang hukum bank di dalam Nahdlatul Ulama sendiri masih terdapat perbedaan pendapat, ada yang menghukumi haram ada pula yang menghukumi mubah.
Tahlil juga digelar di Gedung PCNU Pringsewu, Lampung Jum’at (31/01) oleh pengurus cabang beserta perangkat organisasi NU lainnya.
Hadir pada kegiatan tersebut Bupati Pringsewu KH Sujadi yang merupakan Mustasyar PCNU Pringsewu, Ketua MUI Kabupaten KH. Hambali Para Pengasuh Pondok Pesantren dan segenap Pengurus dari MWC dan Ranting NU di Kabupaten Pringsewu
Tak ketinggalan, Kamis (30/1) malam, Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Desa Plosorejo, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan menggelar tahlilan di rumah Fatoni, salah satu warga NU setempat yang dipimpin oleh Kiai Zuhdi, Wakil Ketua Ranting NU Plosorejo.
Dalam tausiahnya ia mengatakan, “Bisa kita lihat sosok Mbah Sahal yang bisa kita ambil ibaroh, ia telah meninggalkan kenangan indah bagi bangsa ini. Disana-sini silih berganti, tak henti-hentinya bangsa ini mendoakannya.”
Di Probolinggo, kegiatan silaturahim yang bertajuk turba (turun ke bawah) yang digelar oleh Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Probolinggo di Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPPNU Kecamatan Sumberasih, Ahad (26/1) juga sekaligus diisi dengan digelar tahlil untuk mendiang KH Sahal Mahfudh. “Kami disini berdoa bersama-sama agar almarhum Mbah Sahal diterima segala amal sholehnya dan diampuni sebala kekhilafannya serta ditempatkan di surganya Allah SWT. Hal ini sepada dengan perjuangan beliau terutama dalam membesarkan NU untuk kemaslatan seluruh umat Islam,” kata Ketua PC IPPNU Kabupaten Probolinggo Shofia.
Di Yaman Pengurus Cabang Istimewa (PCI-NU) Yaman menggelar khataman Al-Qur’an dan tahlil pada hari ketiga wafatnya KH Sahal Mahfudh, Senin (27/1) di kampus Universitas Darul Ulum As-Syar’iyyah Hudaidah-Yaman.
Acara tersebut dihadiri oleh ratusan pelajar Indonesia, Malaysia, Kamboja dan Thailand dimulai dengan pembukaan, yang dilanjutkan dengan pembacaan Al-Qur’an 30 juz secara seksama, kemudian dilanjutkan dengan tahlil yang diteruskan dengan doa.
Muhammad Fathullah selaku Ketua PCI-NU,berpesan kepada warga Nahdiyin untuk melanjutkan cita-cita dan pemikiran yang sudah diajarkan oleh KH MA Sahal Mahfudh.
Usai acara prakata dan sambutan, acara di isi dengan pemutaran video prosesi pemakaman KH Sahal Mahfud. Walaupun tidak bisa hadir mengantar jenazah, namun pemutaran video menjadi pelepas kerinduan akan sosoknya.(mukafi niam/ajhar/muiz/samsul/muslih/faizin/najih)
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
5
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
6
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
Terkini
Lihat Semua