Nasional

Cerita Tentang Gus Dur, Voorijder, dan Mobil Jenazah di Papua

NU Online  ·  Kamis, 27 Juli 2017 | 03:30 WIB

 Jakarta, NU Online
Sekretaris Jenderal Majelis Muslim Papua Thaha Al-Hamid mengaku sering satu mobil dengan KH Abdurrahman “Gus Dur” Wahid setiap kali Presiden keempat Indonesia itu bertolak ke Papua.

Thaha menceritakan, suatu ketika ia berada dalam satu mobil dengan Gus Dur untuk menghadiri undangan Dewan Adat Papua. Dalam perjalanan itu, Gus Dur dikawal oleh voorijder atau iring-iringan mobil pengawal agar perjalanan tidak terhambat.

Saat melintasi suatu jalan, jelas Thaha, tiba-tiba Gus Dur meminta untuk berhenti dan memerintahkan voorijder untuk berhenti pula. 

“Tiba-tiba Gus Dur bilang, perintahkan voorijder berhenti,” kata Thaha menirukan Gus Dur di Graha Gus Dur, Rabu (26/7).

Kemudian, imbuh Thaha, para pengawal itu protes karena prosedur yang ada tidak memperkenankan voorijder tersebut berhenti di tengah jalan seperti itu.

Thaha menambahkan, karena voorijder tidak mau berhenti, maka mereka diminta untuk memperlambat mobilnya. 

“Jadi voorijder (iring-iringan pengawal) terpaksa memperlambat (mobilnya), dan tidak lama kemudian mobil ambulan lewat bawa seorang jenazah,” ungkap Thaha.

Setelah mobil jenazah tersebut lewat, lalu rombongan Gus Dur kembali melanjutkan perjalanan dan mempercepat mobilnya sebagaimana sedia kala. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)