Nasional HARLAH KE-101 NU

Cerita Jokowi Lobi Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Presiden UEA untuk UNU Yogyakarta

Rab, 31 Januari 2024 | 11:00 WIB

Cerita Jokowi Lobi Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Presiden UEA untuk UNU Yogyakarta

Peresmian gedung UNU Yogyakarta pada puncak Harlah ke-101 NU, Rabu (31/1/2024) di kampus UNU Yogyakarta, Kota Yogyakarta. (Foto: NU Online/Lukman)

Yogyakarta, NU Online

Presiden Joko Widodo menceritakan upayanya melobi Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Presiden Uni Emirat Arab Syekh Mohammed bin Zayed al-Nahyan untuk membangun UNU Yogyakarta. Hal tersebut disampaikan pada peringatan Harlah Ke-101 NU di UNU Yogyakarta, Rabu (31/1/2024).


Selepas disepakati agar UNU Yogyakarta ini dicita-citakan untuk menjadi lokomotif pendidikan tinggi NU, Presiden Jokowi menemui Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono. Dalam kesempatan itu, ia meminta lahan untuk dibangun kampus UNU Yogyakarta yang dicita-citakan itu.


"Agustus 2020 kita mulai melangkah. Waktu saya ke Jogja, saat peresmian airport baru di Yogyakarta, saya sampaikan matur ke Ngarso Dalem, apakah memungkinkan UNU Jogja diparingi lahan di Jalur Ring Road," katanya disambut tawa dan senyum para undangan.


Saat itu, kata Jokowi, Ngarso Dalem menjawab permintaannya, bahwa ada lahan di Jalur Ring Road Yogyakarta itu, tetapi kecil, sekitar 1 hektare saja.


"Ngarso Dalem, satu hektar gak papa. Ini memulai dulu kok, nanti diparingi yang lain," kata Jokowi merespons Sultan Hamengkubuwono X.


Setelah kepastian lahan diperoleh, Presiden Jokowi langsung menugaskan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadi Tjahjanto untuk menyiapkan anggaran pembangunan UNU Yogyakarta.


"Karena lahannya terbatas, pembangunannya ke atas," kata presiden kelahiran Surakarta, 63 tahun yang lalu itu.


Ia juga menegaskan bahwa jumlah lantai gedung UNU Yogyakarta ini harus sembilan. "Kita tentukan harus sembilan lantai. Kita tahu semuanya NU itu sembilan bintang, NU itu Walisongo. Cocok semuanya, bangun," ujarnya.


Jokowi juga menceritakan pertemuannya dengan Presiden UEA Syekh Mohammed bin Zayed al Nahyan. Ia membisiki Syekh Al Nahyan, bahwa Indonesia juga menginginkan kampus yang fokus pada pengembangan Artificial Intelligence, sebagaimana yang dimiliki UEA.


"Apakah memungkinkan untuk bisa dihubungkan universitas MBZ di Uni Emirat Arab dengan yang di Indonesia," katanya.


Syekh Al Nahyan pun sangat menyambut baik. Ia langsung bersedia membantu pembangunan kampus yang diinginkan Presiden Jokowi itu.


"Saya pikir hanya dibantu masalah perkuliahannya saja, tetapi juga dibantu segedung-gedungnya," ujarnya yang langsung disambut tepuk tangan.


Oleh sebab itu, bakal segera dibangun satu gedung lagi setinggi sembilan lantai juga.


Kemudian, hal yang lebih penting dari gedung adalah bantuan beasiswa dan dosen untuk riset di bidang strategis, yaitu masyarakat masa depan dan juga bioteknologi serta Artificial Intelligence. "Ilmu ini perlu harus kita juga ketahui, kita punya basic di sini," katanya.


Bahkan, universitas besar belum tentu memiliki studi baru ini. Namun, UNU Yogyakarta yang dimiliki PBNU telah melakukan terobosan besar, lompatan jauh ke depan dan memiliki studi mengenai ini.