Nasional

Cerita Al-Ghazali Diangkat Jadi ‘Wantimpres’, Lalu Mengundurkan Diri karena Umat

Sabtu, 14 April 2018 | 19:00 WIB

Tangerang Selatan, NU Online
Penulis buku Islam Mazhab Cinta Mukti Ali Qusyairi menceritakan, Abu Hamid al-Ghazali pernah diangkat menjadi penasehat Nizam al-Mulk, seorang perdana menteri Dinasti Seljuk. Dalam waktu yang sama al-Ghazali juga diangkat sebagai ‘rektor’ Madrasah Nizamiyah. 

“Sekaligus menjadi penasehat raja. Kalau saat ini jabatan al-Ghazali wantimpres (dewan pertimbangan presiden),” kata Mukti dalam diskusi di Sekretariat Islam Nusantara Center Tangerang Selatan, Sabtu (14/4).

Setelah beberapa waktu berada di lingkungan kekuasaan, imbuh Mukti, al-Ghazali mulai menyadari bahwa kondisi umat Islam menjadi ‘buruk’ karena yang mendampinginya adalah dua kelompok ulama yang ‘tidak benar.’ Pertama, kelompok tekstualis (hawasyi) yang mudah mengafirkan kelompok lain yang tidak sepaham. 

Kedua, kelompok ulama yang keilmuan agamanya pas-pasan. Kelompok yang kedua ini dibangga-banggakan umat -meski ilmunya pas-pasan- sehingga mereka merasa cukup dengan ilmunya dan tidak belajar lagi.

Melihat kondisi umat yang memprihatinkan seperti itu, lanjutnya, akhirnya al-Ghazali meninggalkan kekuasaan dan kembali ngemong umat. Al-Ghazali lebih memilih untuk menjadi kiai kampung dan bergelut langsung dengan umat Islam tingkat bawah.

Menurut Mukti, apa yang dilakukan al-Ghazali adalah siasat untuk membendung kelompok tekstualis dan kelompok yang ilmunya pas-pasan. Sehingga al-Ghazali sampai rela meninggalkan arena kekuasaan dan mengurus umat.

Merujuk kepada kisah al-Ghazali, Mukti menuturkan bahwa umat di tingkat bawah (grassroot) juga harus ada yang mengurusi jika tidak ingin mereka ‘digarap’ oleh kelompok-kelompok tekstualis, liberalis, dan yang ilmunya pas-pasan. 

Al-Ghazali lahir pada 450 H atau bertepatan dengan 1058 M di Thusia, sebuah kota di Khurasan Persia dan wafat pada 1111 M di kota yang sama. Ia merupakan salah satu ulama yang paling berpengaruh dalam dunia Islam, bahkan di luar Islam. Hujjatul Islam adalah julukan al-Ghazali karena kedalaman ilmu dan keluasan wawasannya. (Muchlishon)