Cara Unik Allah Menurunkan Ampunan kepada Manusia
NU Online · Jumat, 11 Oktober 2019 | 01:15 WIB
“Cara Allah mengampunimu, kadang begitu unik. Kamu kesandung batu saja, itu ampunan Allah turun padamu, jika kamu rela,” ungkap Kiai Luqman dikutip NU Online, Jumat (11/10).
Walau demikian, Allah memberikan porsi yang besar soal kasih sayang. Bahkan kasih sayang kepada seluruh makhluk dan umat manusia.
Tak terhitung kasih sayang Allah SWT yang dicurahkan kepada makhluknya setiap hari. Namun, khususnya manusia, kerap kali memaknai kasih sayang hanya dari satu sudut pandang. Sehingga ketika dirundung kesedihan, duka, dan musibah tak dimaknai sebagai kasih sayang Allah.
Terkait hal ini Kiai Luqman menjelaskan dua cara Allah SWT dalam menyayangi manusia. Dia mengungkapkan bahwa kasih sayang Allah tak hanya dicurahkan dalam bentuk kemenangan, kemudahan, dan kebahagiaan, tetapi juga adakalanya kesedihan dan guncangan merupakan cara Allah memberikan kasih sayang.
“Allah SWT memberi kemenangan dan kemudahan agar anda lebih cepat kembali kepada-Nya dengan indah dan nyaman,” ucapnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin Caringin, Bogor, Jawa Barat itu menuturkan, Allah SWT memberi kesedihan dan guncangan juga agar manusia cepat kembali kepada-Nya dengan tanpa pikir panjang.
“Dua-duanya cara Allah menyayangimu,” tegasnya.
Bahkan, menurutnya, tersandung dan menginjak duri adalah cara Allah mengampuni dosa manusia. Bahkan menikmati anugerah-Nya juga cara-Nya menguji manusia.
“Kendalikan sukacitamu karena seberat sukacitamu, seberat dukamu kan tiba,” terang Kiai Luqman.
Setiap manusia tentu menginginkan kasih sayang Allah bahkan berharap bisa menjadi hamba yang ditokohkan Allah, artinya hamba yanga istimewa. Lalu seperti apa karakteristik atau ciri-ciri manusia yang ditokohkan Allah atau menjadi tokoh Allah?
Kiai Luqman mengatakan, para tokoh Allah sering mengalami kesunyian dan kesendirian.Tapi mereka selalu berserasi dengan kesabaran, ketabahan, syukur, dan berserah pada-Nya.
“Tak ada takut dan gelisan. Ada Allah menyertainya. Mereka memandang-Nya karena Dia memandang mereka. Mengenang-Nya krena Dia mengingat mereka,” jelas Kiai Luqman.
Pewarta: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Maulid Nabi Muhammad dan 5 Tugas Kenabian
2
Khilaf dan Kurang Cermat, PBNU Minta Maaf Telah Undang Peter Berkowitz
3
Kesejahteraan Guru Terancam, Kemendikdasmen Hanya Dapat 7% dari Rp757 Triliun Anggaran Pendidikan
4
Khutbah Bahasa Jawa: Bungaha kelawan Rahmat Paling Agung — Kanjeng Nabi Muhammad saw
5
Mabes TNI Minta Masukan PBNU soal Rencana Pemindahan Makam Pahlawan Nasional ke Daerah Asal
6
DPR Ketok Palu, BP Haji Kini Sah Jadi Kementerian
Terkini
Lihat Semua