Nasional

BWI Goes To Campus untuk Perkuat Literasi Mahasiswa tentang Wakaf

Sel, 9 Juli 2019 | 11:30 WIB

Jakarta, NU Online
Sejak Mei 2018, Badan Wakaf Indonesia (BWI) aktif masuk ke kampus-kampus di semua provinsi di Indonesia yang telah dimulai dari kampus di Jakarta, seperti Universitas Indonesia dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Melalui kegiatan yang dinamakan “Wakaf Goes to Campus” ini, BWI ingin membuka literasi mahasiswa tentang pentingnya wakaf.

“Kita ingin memperkuat literasi wakaf di kalangan mahasiswa karena apa, mahasiswa itu generasi milenial yang nantinya kalau dihitung 15 atau 20 tahun mendatang, mereka sudah menempati pos-pos negara atau swasta, ya intinya mereka sudah berpenghasilan. Kita ini di kampus masih berjalan,” kata anggota BWI Susono Yusuf pada acara halal bi halal pengurus BWI dengan pihak terkait (steakholder) dan awak media di Hotel AOne, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (9/7).

Goes to Campus diisi dengan beragama kegiatan. Selain seminar, acara yang diadakan dua hari di setiap kampus ini juga menggelar lomba menciptakan lagu wakaf, membuat video pendek wakaf produktif, pemilihan duta wakaf kampus, dan pameran atau expo.

“Mahasiswa diminta membuat video pendek wakaf produktif. Kalau mereka mau buat video, berarti kan harus baca dulu, itu literasinya. Kalau seminar sendiri beda-beda, ada yang membangun start up berbasis wakaf, ada juga membangun wakaf berbasis teknologi,” ucapnya.

Menurut pria yang kerap disapa Son ini, ketika mahasiswa telah mampu mendapatkan penghasilan diharapkan sudah memahami wakaf dan mau jadi wakif, bahkan menjadi pegiat wakaf sehingga bisa memajukan wakaf di Indonesia.

Ia mengatakan, dari sejumlah kampus yang telah didatangi, mahasiswa menyambutnya dengan sangat antusias. Hal itu setidaknya dapat dilihat dari jumlah mahasiswa yang menjadi peserta. Menurutnya, setidaknya setiap kampus diikuti 600 peserta.

Nantinya setelah berkeliling kampus, sambung Son, BWI melakukan tindak lanjut di kampus-kampus dengan membuat program wakaf investasi mahasiswa Indonesia.

“Nanti mahasiswa berwakaf uang ke kita. Misalnya mereka wakaf seribu, dua ribu, lima ribu. Kalau itu mahasiswa banyak yang wakaf, kan nanti sebulan berapa, setahun berapa (banyak wakaf yang masuk ke BWI). Nanti konsepnya akan kita kelola secara produktif. Konsepnya bisa macem-macem. Konsepnya apa pun yang bisa produktif dana aman,” jelasnya. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)