Nasional

Bukan Hanya Pusat Pendidikan, Pesantren Juga Sentra Pengembangan Ekonomi

Sab, 26 Agustus 2023 | 16:30 WIB

Bukan Hanya Pusat Pendidikan, Pesantren Juga Sentra Pengembangan Ekonomi

Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin saat mengunjungi stand pameran UMKM Koperasi MANU Putra Buntet Pesantren di Pondok Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, Jumat (25/8/2023). (Foto: Istimewa)

Cirebon, NU Online 

Pesantren didirikan memang sebagai pusat pendidikan keagamaan. Namun dalam perkembangannya, pesantren juga menjelma menjadi sentra pengembangan perekonomian masyarakat.


Hal itu pula yang ditunjukkan Pondok Buntet Pesantren Cirebon, Jawa Barat dengan memberikan kesempatan masyarakat berniaga di wilayah pesantren.


Peran tersebut juga ditunjukkan dengan mengadakan pameran UMKM bersama Pos Indonesia pada Jumat (25/8/2023). Pameran produk karya masyarakat sekitar, santri, dan lembaga pendidikan di wilayah Buntet Pesantren dan sekitarnya ini dikunjungi langsung oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin.


Ketua Umum Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren KH Salman Al Farisi menyampaikan bahwa para pendiri Buntet Pesantren memang sejak dulu mendesain tidak sekadar menjadi pusat pendidikan keagamaan, tetapi juga pusat pengembangan ekonomi.


"Buntet Pesantren dari dulu yang kita rasakan bahwa kiai-kiai Buntet Pesantren memang tidak sekadar hanya menjadikan Pondok Buntet Pesantren sebagai pusat pendidikan, tetapi juga menjadi pusat kegiatan ekonomi yang diharapkan juga bisa meningkatkan perekonomian di wilayah pesantren dan sekitarnya," katanya kepada NU Online pada Jumat (25/8/2023).


Dengan itu, katanya, kehadiran Buntet Pesantren bukan saja memberikan bekal pendidikan moral dan keagamaan yang baik kepada segenap santri dan masyarakat, tetapi juga upaya untuk meningkatkan perekonomiannya.


"Sehingga pesantren hadir tidak sekadar hanya memberikan pendidikan keagamaan yang baik tetapi juga mengajari santri dan warga sekitar meningkatkan perekonomian," ujarnya.


Padahal, menurutnya, bisa saja para kiai Buntet Pesantren melakukan monopoli ekonomi di lingkungan pesantren dengan melarang para santrinya untuk membeli kebutuhan di luar pondok. Nyatanya, hal itu tidak terjadi. Para santri diberikan keleluasaan untuk membeli segala kebutuhan di luar pondok. Pun masyarakat diberikan akses untuk menjual segala macam kebutuhan para santri.


"Memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar. Santri tidak sekadar hanya sebagai keberkahan keluarga para kiai, tetapi juga untuk masyarakat sekitar," ujar kiai yang juga Wakil Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon itu.


Pada pameran UMKM tersebut, terdapat sejumlah produk yang dihasilkan masyarakat dan santri Buntet Pesantren dan sekitarnya. Muhammad Majdi, misalnya, yang menampilkan produk Liwetin. 


"Liwetin ini diproduksi oleh Koperasi MANU Putra dengan melibatkan siswa sebagai pengembangan kewirausahaan," katanya.


Liwetin ini adalah bahan nasi liwet praktis yang cocok bagi seseorang yang sibuk dan tidak memiliki cukup waktu untuk memasak. Produk ini digunakan hanya dicampurkan dengan beras ke ricecoker siap untuk dimakan.


Selain itu, produk ini juga cocok untuk seseorang yang tengah berlibur ke puncak gunung atau camping, serta bagi yang mengadakan kegiatan. Sebab, penggunaannya yang praktis.


Melihat produk tersebut, Wapres KH Ma'ruf Amin tampak kaget karena mungkin baru baginya nasi liwet bisa dibuat praktis. "Beliau ekspresinya kaget, baru liat ada nasi liwet praktis hanya menanak nasi sudah jadi nasi liwet yang ribet itu," ujarnya.


Majdi menyampaikan bahwa Wapres mengapresiasi dan menanyakan pemasaran produk tersebut. Ia menjawab bahwa pemasaran produk Liwetin masih di wilayah Cirebon dan sekitarnya.


Karenanya, Koperasi MANU Putra terus berinovasi dan merancang strategi pemasaran agar dapat lebih meluas lagi jaringan konsumennya.


"Kita masih melakukan inovasi terkait saran dan masukan-masukan terkait produk Liwetin. Kami sedang merancang strategi pemasaran yang lebih besar terutama adalah marketplace dan ekspor ke luar negeri," ujarnya.


Sementara itu, Pemilik Kopi Satu Visi Rian Haryanto mengaku tak menyangka kopinya bisa dikunjungi Wapres KH Ma'ruf Amin. Ia berharap ini menjadi keberkahan bagi produk yang dipamerkannya.


"Perasaan syukur Alhamdulillah bisa langsung bisa presentasi usaha bersama Wakil Presiden Republik Indonesia. Semoga ini menjadi keberkahan buat Kopi Satu Visi ke depannya," harapnya.