Nasional

BJ Habibie Contoh Baik dalam Berpolitik

Rab, 11 September 2019 | 19:00 WIB

Jombang, NU Online
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur KH Zahrul Azhar As'ad mengucapkan belasungkawa atas wafatnya Presiden ke-3 Republik Indonesia, H Bacharuddin Jusuf Habibie.
 
“Innalillahi Wa Innalillahi Rojiun, kita telah kehilangan putra terbaik bangsa BJ Habibie. Semoga diberikan tempat istimewa di sisi Allah SWT dan bersatu bersama sang istri tercinta Hasri Ainun,” katanya kepada NU Online, Rabu (11/9)
 
Pengasuh Pondok Pesantren Queen Al-Azhar Darul Ulum,  Rejoso Peterongan, Jombang, Jawa Timur ini menyebutkan, BJ Habibie adalah inspirator baginya. Juga bisa menjadi inspirator bagi politisi yang jujur dan serius mengabdi buat negara.
 
“Bagi saya BJ Habibie adalah inspirator untuk menjadi politisi 'garis lurus' di negeri ini. Kita patut mengambil ilmu dari almarhum tentang nasionalisme, etika politik, dan kenegarawanan,” jelas pria yang akrab disapa Gus Hans ini.
 
Dikatakan, Habibie bagi dirinya memiliki kecintaan yang sangat luar biasa ke Indonesia. Ia memimpin Indonesia saat negara ini dalam keadaan terpuruk. Tapi BJ Habibie bersikap sebagai tokoh negara yang baik dan tidak mengambil keuntungan pribadi.
 
“Almarhum semenjak sudah purna tugas menjadi Presiden RI tidak pernah membuat gaduh republik ini dengan kepentingan-kepentingan yang praktis bahkan nepotis,” ungkapnya.

Salah satu tinggalan dari BJ Habibie dalam bidang politik adalah tidak mau membangun politik dinasti di Indonesia. Meskipun saat itu sangat besar peluang bagi Habibie untuk menjadi penguasa di Indonesia. Hal ini baginya memiliki kemiripan dengan Presiden Jokowi.
 
“Kemiripan almarhum dengan Presiden Jokowi yang patut kita teladani adalah tidak memiliki hasrat untuk membangun dinasti politik,” jelas Gus Hans.
 
BJ Habibie meninggal di usia 83 tahun. Pria kelahiran Pare-Pare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 silam itu meninggalkan empat orang anak. Habibie wafat  usai mendapat perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (11/9) pukul 18.05 WIB.
 
Sebelum menjadi presiden, BJ Habibie menjabat sebagai Wakil Presiden ke-7 menggantikan Tri Sutrisno. Kemudian Habibie digantikan oleh KH Abdurrahman Wahid.
 “Kecintaan kita kepada Habibie harus kita wujudkan dengan meniru hal positifnya,” pungkasnya.
 
Saat almarhum BJ Habibie di rawat di RSPAD, ratusan santri Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Pondok Pesantren Al-Aqobah, Jombang mengadakan shalat hajat, Istighotsah, dan doa bersama untuk kesembuhan mantan Presiden ke-3 RI, Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie.
 
Doa bersama ini dikuti oleh ratusan santri dari berbagai latar belakang daerah. Ikut serta dewan guru dan citivitas Pesantren Al-Aqobah lainnya. Doa dan Istighotsah dipimpin langsung oleh KH Kanzul Fikri.  

"Bagi para santri Al-Aqobah, Pak Habibie adalah sosok inspiratif dan patut diteladani dalam banyak hal. Seperti kecintaan pada ilmu pengetahuan dan bangsa Indonesia," tukasnya.
 
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Abdul Muiz