Belajar Tiga Hal Penting dari Gus Sholah menurut Najwa Shihab
Jum, 4 Februari 2022 | 10:00 WIB
Malik Ibnu Zaman
Kontributor
Jombang, NU Online
Tuan Rumah Mata Najwa, Najwa Shihab mengatakan, almarhum Gus Sholah mengajarkan banyak hal untuk dijadikan pembelajaran untuk bangsa saat ini.
"Yang pertama kita belajar betapa perbedaan itu normal, dan bukan alasan untuk putus persaudaraan. Berkali-kali Gus Sholah dan Gus Dur berpolemik di media massa soal berbagai hal, mulai dari posisi ayahanda mereka KH Wahid Hasyim soal bagaimana hubungan antara negara dan agama, soal bagaimana budaya politik di Nahdlatul Ulama, keduanya juga bahkan mendirikan partai politik yang berbeda," ujarnya saat menyampaikan testimoni pada Haul ke-2 Gus Sholah, Kamis malam (3/2/2022).
Lebih lanjut lagi ia mengatakan bahwa polemik dan perbedaan pendapat itu tidak pernah merusak hubungan persaudaraan. Kemudian Najwa Shihab juga masih teringat momen ketika Gus Sholah melepas jenazah Gus Dur, sangat jelas terlihat rasa cinta dan kehilangan yang mendalam.
"Dan itu adalah salah satu tanda betapa perbedaan tidak pernah sama sekali memutuskan hubungan persaudaraan antar mereka," jelasnya.
Kedua, Gus Sholah mengajarkan tentang kemenangan dan kekalahan sebagai hal biasa dalam demokrasi. Seperti diketahui, bahwa Gus Sholah pernah dua kali maju dalam pemilihan 2004 sebagai calon wakil presiden, dan kemudian tahun 2015 maju sebagai ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
"Dua momen yang di mana Gus Sholah tidak terpilih, dan saya masih ingat, kita semua juga masih teringat tidak ada kemarahan yang berlebihan, atau amuk yang tidak masuk akal dari Gus Sholah. Beliau adalah teladan dalam demokrasi," ujar Putri Prof Quraish Shihab ini.
Ketiga, Gus Sholah mengajarkan bahwa ada masanya untuk kembali pulang ke habitat asal setelah menempuh lika-liku perjalanan hidup.
"Gus Sholah dari seorang aktivis mahasiswa, jadi konsultan, pengusaha konstruksi, menjadi penulis, cendekiawan, politikus, tokoh nasional, dan Gus Sholah akhirnya pulang ke Jombang mengasuh Pondok Pesantren Tebuireng," katanya.
Menurutnya sangat banyak dari seseorang yang tidak tahu kapan saatnya berhenti di tengah kerakusan mengejar banyak hal.
"Tapi Gus Sholah tahu kapan saatnya berhenti, dan perhentian terakhir itulah Gus Sholah menemui Sang Kholiq, wafat dalam keadaan yang insyaallah husnul khatimah, al-fatihah untuk Gus Sholah," pungkasnya.
Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Syamsul Arifin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Pahala Surga bagi Orang yang Bisa Menahan Amarah
2
Orang yang Dianjurkan Membuka Kain Kafan pada Pipi Jenazah saat Pemakaman
3
Timnas Indonesia VS Uzbekistan Malam Ini, Tentukan Tiket ke Olimpiade Paris 2024
4
Dua WNI Ini Gowes Sepeda 8 Bulan Demi Nonton Timnas Indonesia di Piala Asia U-23
5
Piala Asia U-23, PBNU Gelar Nobar Timnas Indonesia vs Uzbekistan Terbuka untuk Umum
6
Refleksi Hari Pendidikan dalam Kitab Adabul Alim wal Mutaallim Karya KH Hasyim Asy'ari
Terkini
Lihat Semua