Nasional

Beda Gus Dur dan Derrida

NU Online  ·  Rabu, 19 Desember 2018 | 16:00 WIB

Jakarta, NU Online
Langkah politik Gus Dur selaras dengan apa yang diteorikan oleh filsuf asal Perancis Jacques Derrida, the politics of friendship. Namun, di antara keduanya, tidak sepenuhnya sama, ada perbedaan mendasar.

"Kalau Derrida cuma ngomong, cuma buat teori," kata Tony Doludea, peneliti ahli The Abdurrahman Wahid Center Universitas Indonesia, usai diskusi bertema The Politics of Friendship: Gus Dur dan Derrida di Pojok Gus Dur, Gedung PBNU lantai 1, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Selasa (18/12).

Bang Dul, sapaan akrabnya, juga mengungkapkan bahwa Derrida punya banyak pacar, sedang Gus Dur hanya punya satu istri. Selain itu, Derrida juga tidak pernah mengurusi hal-hal yang berkait konflik.

"Dia hanya mengungkapkannya (realitas di sekitarnya) secara akademis," ujarnya.

Mengutip seorang filsuf, pengajar di Universitas Kristen Papua itu mengungkapkan bahwa filsafat posmodernisme seperti Derrida itu pengkhianatan terhadap filsafat sendiri. 

Hal itu mengingat hanya berada dalam alam pikir saja. Sementara filsafat sesungguhnya, katanya, adalah cara melakoni hidup, bukan hanya untuk berpikir, sebagaimana Gus Dur yang telah melakukannya, menganggap semua orang sebagai kerabatnya.

"Gus Dur telah meneladankan kita nilai-nilai friendship," pungkasnya. (Syakir NF/Muiz)