Nasional

Banser dan LBA NU di Gembleng Tanggap Bencana

NU Online  ·  Kamis, 13 September 2012 | 01:14 WIB

Jombang, NU Online
Selama 5 hari, Barisan Ansor Serbaguna (Banser) mendapatkan gemblengan menghadapi bencana. Pelatihan yang digelar, bersama elemen masyarakat Jombang ini mendatangkan tim pelatih dari Basarnas Surabaya. Pelatihan yang dibuka Wakil Bupati Widjono Soeparno dipusatkan di Desa Jarak Wonosalam dan Sungai Brantas Megaluh.<>

Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana kabupaten Jombang, yang dimotori Lakpesdam NU Jombang ini diikuti 30 peserta dari Banser GP Ansor Jombang, Lakpesdam NU Jombang, Taruna Tanggap Bencana, Brigade Penolong, Pamali, Lembaga Bencana Alam PCNU Jombang, RAPI Jombang, Baturpala Universitas Darul Ulum dan Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPPD) Jombang.

”Untuk Banser kita mengirimkan sebanyak 13 personel,” ujar Djamaludin Karim, Sekertaris Satkorcab Banser Jombang saat mendampingi anggotanya, Rabu (13/9).

Ketua Panitia Training Kesiapsiagaan Bencana kabupaten Jombang, Widy Taurus Sandy mengatakan, para peserta mendapatkan pelatihan, teknik dan metode penyelamatan maupun respon menghadapi bencana baik didarat maupun air.

“Saat terjadi bencana, salah satu kendala yang sering muncul adalah kurangnya kordinasi dan minimnya ketrampilan kesiapsiagaan bencana yang dimiliki oleh lembaga/organisasi yang terlibat. Faktor ini cukup berpengaruh terhadap kualitas respon dan antisipasi terhadap bencana yang dihadapi,” jelasnya ditemui disela sela persiapan latihan di sungai Brantas Megaluh mengatakan.

Widy menambahakan, peserta pelatihan ini diharapkan bisa menjadi relawan tanggab bencana di kabupaten Jombang. Untuk itu mereka akan mendapatkan materi selama 5 hari dengan tim pelatih langsung oleh instruktur dari Badan SAR Nasional Surabaya. Berbagai teknik dan metode penyelamatan menghadapi bencana di darat dan air. Intrukturnya langsung dari Basarnas, sebanyak 10 orang langsung diterjunkan di lapangan untuk yang memberikan materi dan mengawal pelatihan,”tandasnya seraya mengatakan basarnas juga membawa peralatan  lengkap seperti kendaraan medis, serta perahu untuk di air.

Tim Basarnas, lanjutnya dua hari pertama memberikan pelatihan bagaimana melakukan respon saat terjadi bencana darat seperti,  gunung meletus, puting beliung  dan longsor, kegiatan ini akan dipusatkan di wilayah Jarak Wonosalam. “Untuk latihan respon bencana air seperti banjir akan difokuskan di Sungai Brantas Megaluh selama 2 hari mulai sekarang,” pungkasnya.

Kabupaten Jombang merupakan daerah yang rawan bencana, tercatat sebanyak tujuh kecamatan rawan bencana. Tujuh kecamatan yang berpotensi bencana adalah Wonosalam, Bareng, Mojowarno, Sumobito. Sedangkan tiga kecamatan lagi berada disebelah utara sungai Brantas, yakni Plandaan, Kudu, serta Kabuh. Khusus untuk kecamatan Wonosalam, selain banjir juga berpotensi terjadinya tanah longsor. Sebab, hutan yang ada di kawasan tersebut mulai gundul. Sehingga ketika tumpahan air cukup deras, dan mengakibatkan longsor dan banjir.


Redaktur   : Mukafi Niam
Kontributor: Muslim Abdurrahman