Jakarta, NU Online
Musibah banjir yang melanda beberapa kawasan di Jakarta membuat warga harus dievakuasi. Musibah tersebut setidaknya menimpa kecamatan Jatinegara, Kramat Jati di Jakarta Timur, dan Pejaten, Pancoran, Tebet di Jakarta Selatan.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun NU Online, banjir mengakibatkan ribuan rumah terendam dan sekitar 6.532 jiwa diungsikan.
Ketua Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama Pusat H. Hisyam Said Budairy saat ditemui NU Online, di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (6/2) mengatakan tentang beberapa penyakit yang biasanya menyerang pengungsi.
Menurutnya, di antara penyakit yang mudah menyerang pengungsi, ialah penyakit kulit dan Inspeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
"Penyakit kulit. Kaitannya sama banjir, sama kebersihan. Jadi kalau bencana banjir sifatnya yang pertama itu penyakit kulit. Lalu bisa juga kalau daya tahan tubuh tidak baik terkena radang dan saluran pernapasan," katanya.
Menurutnya, hal itu terjadi disebabkan lokasi pengungsi merupakan tempat berkumpulnya banyak orang, sehingga penularannya menjadi lebih mudah. Sementara daya tahan tubuh pengungsi rendah dan kebersihan tidak dijaga dengan baik.
Namun demikian, menurutnya, Pemerintah Daerah (Pemda) bisa mengantisipasi pengungsi dari serangan penyakit jika sejak awal sudah mendesain hal-hal yang harus diperhatikan, seperti mendesain titik-titik rawan banjir, titik-titik pengungsian, ukuran kapasitas pengungsi sesuai dengan jumlah penduduk secara demografis.
"Maka kejadian yang misalnya kelebihan kapasitas, kebersihan tidak bisa terjadi, pengungsi menjadi sakit itu, itu terhindar dari penyakit, itu bisa dihindari," ujarnya. (Husni Sahal/Fathoni)