Nasional

Bahaya Unggah Informasi Pribadi di Medsos

Sel, 12 Oktober 2021 | 02:00 WIB

Jakarta, NU Online
Kelalaian pengguna media sosial dalam menjaga dan melindungi data pribadi sering kali menjadi sasaran bagi pelaku tindak kejahatan pencurian data. Menanggapi hal tersebut, Ketua Program Studi (Prodi) Teknik Informatika Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA), Fezan Nabawi mengimbau masyarakat untuk tidak menampilkan informasi pribadi secara detail ke dunia maya. 

 

"Nah, ini (data diri) kalau ketahuan sama orang yang berniat jahat, data itu bisa diambil dan diolah untuk keperluan kejahatan. Jadi, diusahakan jangan terlalu detail untuk memasang informasi terkait profil," terangnya saat mengisi Workshop Daring Memahami Pentingnya Keamanan Sistem Teknologi Informasi, Jumat (8/10/2021).

 

Menurut Fezan, kejahatan di internet paling besar justru ada pada sisi manusia sebagai penggerak sekaligus pengguna dari teknologi itu sendiri. Selain maslahat, kian meleknya masyarakat terhadap teknologi mendorong sebagian oknum menyalahgunakan kemahirannya untuk melakukan tindak kejatahan.

 

"Karena, manusia ini yang bisa melakukan kejahatan. Kalau mesin sebenarnya dia benda mati. Jadi, mesin ini tidak akan melakukan kejahatan," ujar Fezan. 

 

"Kemudahan mendapatkan software untuk hacking, dan kemudahan mencari tutorial untuk bisa mencoba menjebol. Akhirnya, dari situ banyak kejahatan-kejahatan komputer," imbuhnya. 

 

Oleh karenanya, selain tidak menampilkan data pribadi secara terperinci, Fezan juga mengingatkan untuk senantiasa melakukan tindakan preventif, agar hal buruk seperti kebocoran data tidak terjadi.

 

Upaya pencegahan
Melansir dari Kominfo.go.id, Dirjen Penyelenggara Pos dan Informarika Kominfo, Ahmad Ramli mengatakan bahwa ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah kebocoran data. Pertama, jangan memberikan informasi seluruh aktivitas di media sosial. Batasi penampilan data diri dan juga mengatur tampilan aplikasi sebelum mebagikan informasi ke publik perlu diperhatikan. 

 

Kedua, hindari menggunakan password dengan kombinasi dari umur dan tanggal lahir. Tanggal lahir sering digunakan sebagai password dan ini merupakan modal bagi peretas untuk menjebol password dan mengambil alih akun. Buatlah password yang unik dan sulit, serta ubahlah secara berkala. 

 

Ketiga, jangan menyerahkan data pribadi seperti nomor rekening bank, NIK, dan KK. Keempat, selektif menerima SMS, panggilan tak dikenal, serta tidak membagikan nomor ponsel juga kode One Time Password (OTP) kepada siapa pun. 

 

Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Kendi Setiawan